Pertandingan final Victor China Open 2019 di sektor tunggal putra antara Anthony Ginting berhadapan dengan Kento Momota berakhir dengan skor 21-19, 17-21, 19-21, dimana Anthony Ginting mengalami kekalahan, menyisakan ketidakpuasan bagi saya.
Mengapa?. Saya ingin mengkritik permainan Anthony dalam pertandingan ini. Kebetulan saya menonton pertandingan yang digelar tadi, dan dalam turnamen bulutangkis selama periode 2019 ini, saya tergolong rajin menonton.
Nah, tadi permainan Anthony Ginting bagi saya sangat-sangat mengecewakan sebenarnya. Di game pertama, Anthony mampu memanfaatkan momentum untuk mengurung permainan Kento atau tak memberikan Kento mengembangkan permainannya hingga game pertama dimenangkan Anthony.
Game kedua momentum dipegang Kento Momota hingga akhirnya dia menang. Game ketiga bagi saya sangat mengecewakan, dimana Anthony tidak bisa memanfaatkan momentum yang ada ketika dia unggul dan mampu mengejar perolehan poin Kento.
Terlihat jelas bahwa Anthony memang belum matang dalam mental, karena banyak sekali kesalahan yang dia buat. Sempat unggul dan Kento terlihat sedang terdesak, tetapi Anthony tak terus menyerang dan menguatkan semangatnya untuk mengalahkan Kento.
Sangat terlihat bahwa Kento lebih matang dalam segi mental karena ketika tertinggal, Kento tak mengulangi kesalahan yang sama. Berbeda dengan Anthony yang sering melakukan kesalahan.
Dan, saya terpukau ketika Anthony Ginting mampu memainkan jump smash silang terus menerus kepada Kento di game pertama dan itu berhasil mematahkan pertahanan Kento. Di Game kedua dan ketiga, smash silang itu hanya beberapa kali dimainkan Anthony. Sungguh saya sangat kecewa, sampai-sampai saya bersuara, ayo Anthony mainkan smash silang. Kento sangat kesulitan dengan smash silang tersebut.
Inilah yang menjadi pelajaran buat Anthony dan tim pelatih, ketika berhadapan dengan sang juara dunia dan peringkat satu dunia. Kento bisa dikalahkan bila bisa memainkan momentum dengan baik. Sudah terlihat kelemahan Kento Momota tak bisa mengantisipasi smash silang, maka harusnya dipertahankan permainan itu dan tim tunggal putra harus dilatih secara mental ketika sedang terdesak.
Belajarlah mengasah mental dari sang jawara ganda putra seperti Hendra/Ahsan yang sangat matang dalam permainan dan mental. Sama saja dengan Kevin/Marcus yang mental juaranya sudah terasah. Itulah yang saya dan kita harapkan kedepan agar tunggal putra khususnya mampu berprestasi dan sektor lainnya.
Jika dulu kita bisa berjaya di berbagai sektor, maka tahun ini dan generasi ini juga harus bisa. Jangan sampai bulutangkis Indonesia menjadi bulan-bulanan kekalahan tim bulutangkis lainnya.Â
Ayo diasah mental juara dan manfaatkan momentum yang ada. Turnamen-turnamen penting harusnya bisa kita raih. Sebentar lagi ada Olimpiade Tokyo 2020. Ayo kita manfaatkan momentum meraih medali emas. Khusus buat Anthony Ginting, engkau adalah pemain tunggal putra terbaik bersama Jonatan Christie. Anda berdua bisa mengalahkan Kento Momota yang menjadi momok menakutkan bagi sektor tunggal putra.