Jika masih ada masyarakat yang nakal, dimana tetap BABS di sungai maupun di tempat yang mencemari lingkungan, padahal sanitasi sudah baik, maka pemerintah tegas dengan memberi sanksi berupa denda maupun kurungan kepada pelanggar. Langkah itu sangat rasional demi mewujudkan Jakarta kota ramah air.
Kampanye menghargai air
Terpenting pula dalam mewujudkan Jakarta ramah air dengan berkampanye menghargai air. Caranya dengan mengajak masyarakat untuk menggunakan air secukupnya. Contohnya, pertama, tidak mencuci pakaian lagi di sungai karena sudah tersedia air yang cukup di rumah.
Kita ketahui bila setiap hari mencuci pakaian di rumah maka yang terjadi air sungai tercemar dan yang rugi seluruh masyarakat Jakarta itu sendiri.
Kedua, masyarakat diajak untuk mencuci tangan sebagai bentuk menjaga kebersihan diri sendiri dan kesehatan. Kampanye mencuci tangan seperti sebelum makan dapat mencegah terjadinya penyakit seperti diare.
Di tangan kita banyak bakteri yang menempel saat kita beraktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, sebaiknya masyarakat memulai hidup sehat dengan mencuci tangan sebelum makan dengan menggunakan air yang secukupnya.
Nah, dengan demikian, percayalah bahwa sebuah Jakarta akan menjadi kota yang ramah air. Pemprov harus segera bekerja agar secepatnya kota ramah air disematkan kepada DKI Jakarta.
Saya yakin pemerintah DKI Jakarta akan terus bekerja keras demi kepentingan rakyat. Dan, rakyat pun harus mau untuk mengikuti segala perintah maupun masukan dari pemerintah.
Semoga saja apa yang saya paparkan di atas dapat menjadi masukan sekaligus wawasan baru buat masyarakat. Mari cintai lingkungan mu dengan cara yang mudah, yaitu menghargai air. Ajak anak-anak untuk ikut juga melakukannya serta pemerintah juga lebih aktif dan cepat bereaksi bekerja untuk rakyat. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H