Menarik melihat dan membaca dinamika politik saat ini. Betapa tidak, kita ketahui bagaimana manuver Nasdem waktu lalu ketika Surya Paloh sebagai Ketua Umum partai Nasdem bertemu Anies Baswedan. Ada isu bahwa Anies akan menjadi bakal calon Presiden 2024.
Nah, kali ini isu itu bagi saya semakin menguat ketika PSI mengkritik Anies, tetapi politisi Nasdem membalas kritikan tersebut.
Dikutip dari cnnindonesia.com, bahwa Anggota Fraksi partai Nasdem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino mempertanyakan arah politik Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di DPRD DKI Jakarta.
Menurut Wibi, PSI hanya asal mengkritik yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tanpa ada solusi.
Bagi saya pribadi, kritikan tersebut menguatkan bahwa Nasdem membela Anies sekaligus memberi dukungan penuh. Kesannya kritikan ditangkis partai Nasdem sebagai bentuk "jatuh hati" terhadap Anies.
Ya, tidak masalah, namanya juga politik yang tak dapat terduga. Kemanapun arah dukungan politik suatu partai, maka itu hak partai itu sendiri.
Akan tetapi, mengkritik itu sah-sah saja. Asal dengan kata yang sopan, benar, pakai data yang tepat. Jika lari dari itu, maka namanya fitnah dan itu melanggar hukum.
Masyarakat bebas mengkritik kinerja pemerintah, tetapi dengan cara yang baik. Jika PSI mengkritik dengan cara brutal, maka itu tidak baik.
Selanjutnya, biasa memang masyarakat maupun politisi mengkritik tidak pakai solusi, akan tetapi kata per kata yang keluar masih baik, masuk akal dan pakai data. Saya rasa itu tidak masalah juga.
Kalau boleh agar semakin baik lagi harus pakai solusi. Hal itu bisa dibicarakan atau didiskusikan antar politisi dan tak perlu sampai ribut-ribut segala karena dampaknya pada rakyat akan buruk juga.
Untuk masalah kritik mengkritik boleh saja, tetapi harus sesuai yang dijelaskan di atas. PSI juga jangan sampai kendur mengkritik bila itu arahnya baik buat rakyat. Kalau boleh pakai solusi juga.
Para wakil rakyat yang duduk di parlemen harus memberikan pendidikan politik yang baik pada masyarakat. Harus amanah karena rakyat sudah memilih. Kritik lah pemerintah bila itu baik bagi rakyat.
Budaya kritis memang harus saat ini ditunjukkan agar kita semakin maju kedepannya. Saya berharap tidak ada konflik politik antar politisi, tetapi berargumen untuk kebijakan yang baik. Itu yang masyarakat butuhkan. Masalah kepentingan politik partai masing-masing disingkirkan dulu. Saatnya fokus kepada rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H