Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Megawati, Soekarwo, dan Singgasana Ketum Partai Demokrat

3 Juli 2019   21:53 Diperbarui: 3 Juli 2019   22:15 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singgasana ketua umum yang dipegang oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ini sedang digoyang oleh forum pendiri Demokrat. Mereka mendorong agar SBY tidak lagi menduduki kursi ketua umum alias lengser. Nah, terkait itu, timbul wacana bahwa mantan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo adalah paling hangat untuk menduduki kursi ketua umum tersebut.

Anggota Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat  Sahat Saragih menyebut mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo paling pantas menjadi Ketua Umum partai menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (cnnindonesia.com, 3/7).

Hal itu terkait kedekatan Soekarwo dengan ketua umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Dugaan itu menguat karena Soekarwo dan Megawati tidak mempunyai hubungan yang tidak harmonis berbeda dengan SBY dan Megawati.

Strategi politik

Saya pribadi membaca strategi politik dari forum pendiri partai Demokrat ini yang mengusulkan Pakde Karwo untuk menjadi ketua umum menggantikan SBY. Mereka mengandalkan kedekatan dan hubungan yang harmonis agar dapat menyentuh hati Bu Megawati menerima mereka sebagai teman atau koalisi.

Kita ketahui bahwa untuk lima tahun kedepan PDI-P yang dipimpin Bu Mega masih menduduki singgasana tertinggi kursi di parlemen. Kalau kita mengacu pada presidential threeshold, maka bisa jadi PDI-P bisa mencalonkan presiden dari kader atau partai mereka sendiri. Bisa jadi di 2024-2029, PDI-P kembali menang dalam Pilpres maupun pemilu karena dampak positif suara mereka di parlemen dan pendukung mereka juga banyak dan militan kalau saya perhatikan.

Jadi manuver pergantian ketum partai Demokrat adalah sebuah keniscayaan. Kalau AHY, tentu masih dikatakan tidak harmonis dengan Bu Mega karena anak dari SBY.

Strategi politik yang ingin dimainkan ini hal wajar sebenarnya. Kalau ingin berkuasa dan tetap eksis, maka jalin koalisi yang kuat dan punya pendukung militan juga. Jadi, bagi saya pribadi terbaca strategi politik dari forum pendiri Demokrat yang ingin menggantikan singgasana dari ketum partai Demokrat.

Wow, manuver politik ini begitu menakjubkan dan bisa menjadi ampuh juga untuk partai Demokrat. Akan tetapi, jalan terjal akan dihadapi tentunya. Bayangkan saja politisi yang aktif saat ini seperti Andi Arief, Rachland Nashidik, Ferdinand Hutahaean, Jansen Sitindaon pasti berbeda pendapat karena dekat dengan keluarga SBY.

Akan ada debat-debat tentunya. Tetapi, jalan terjal menggantikan SBY kayaknya akan mudah bila seluruh kader partai Demokrat di seluruh dunia menerima kongres luar biasa dan menggantikan SBY dari kursi ketum Demokrat.

Nah, untuk selanjutnya dan kepastiannya kita lihat kedepan. Tetapi, bagi saya strategi politik dari forum pendiri Demokrat rasanya pas sebagai manuver menguatkan suara mereka di masyarakat dan di parlemen nantinya. Semoga saja berhasil, kalau tidak ya terima saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun