Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Menjadikan Angkutan Massal sebagai Sahabat Publik

14 Juni 2019   23:52 Diperbarui: 15 Juni 2019   00:33 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: merdeka.com

Angkutan massal seperti bus, kereta api, kapal laut maupun pesawat terbang perlu terus menerus dibenahi. Terutama pada masa mudik hari besar keagamaan. Hal itu agar masyarakat semakin bergairah untuk mudik bertemu sanak keluarga. Pembenahan itu dapat dilakukan dari umur kendaraan atau pemeriksaan mesin, harga tiket, pengemudi atau supir, stasiun maupun pelabuhan dan bandara serta banyak hal lainnya.

Tentu masih ditemukan adanya angkutan massal yang tidak sesuai dengan ekspektasi publik, sehingga banyak yang berkomentar dan mengkritik. Padahal, semakin baik angkutan massal, maka akan semakin banyak penumpang dan meningkatkan juga pendapatan dari jasa angkutan massal tersebut.

Hubungan timbal baliknya sebenarnya begitu baik, semakin dibenahi, maka akan semakin banyak pendapatan.

Terkait itu, sangat miris dan merugikan pihak jasa angkutan massal, ketika data menjelaskan bahwa penurunan jumlah total penumpang selama mudik Lebaran 2019 tercatat sebanyak 11.531.775 orang, sedangkan pada tahun 2018 jumlah penumpang mencapai 13.923.193.

Kalau begitu, yang rugi adalah pihak jasa angkutan massal maupun maskapai juga. Coba seandainya, dibenahi dengan baik, pasti penumpang melonjak dan keuntungan atau pendapatan selangit.

Pembenahan secara menyeluruh

Telah saya ungkapkan diatas sebelumnya dalam artikel ini, bahwa pembenahan angkutan massal itu dapat berupa:

Pertama, pemeriksaan umur kendaraan dan juga mesinnya. Nah, mengapa saya mengatakan itu?.  Begini, namanya kendaraan juga seperti manusia. Semakin tua, maka semakin tidak produktif, lamban, pikun dan banyak hal lainnya yang berbeda jauh dengan orang muda. Begitu juga kendaraan. Coba kita bayangkan andaikan bus yang kita pakai sudah berumur puluhan tahun, apakah bisa kita pastikan mesinnya akan sebagus bus yang keluaran baru?. Tentu tidak!.

Mesin bus yang sudah tua tidak selincah dan segesit yang baru. Itu sudah pasti. Jangan-jangan bus tua itu ketika digunakan pemudik untuk mudik Lebaran dan Natal maupun hari besar keagamaan lainnya, masih jalan satu jam sudah mogok. Maka, yang sulit dan kecewa adalah pemudik itu sendiri. Waktu termakan lama sampai ke tujuan karena menunggu perbaikan dari mesin bus yang rusak. Karena itu, pemudik bisa marah-marah dan menghujat supir maupun pihak jasa angkutan massal.

Kedua, harga tiket. Nah, ini menjadi persoalan karena disetiap hari besar keagamaan, maka harga tiket angkutan massal melonjak naik bahkan drastis. Tak usah jauh-jauh, lihatlah harga tiket pesawat yang begitu mahal. Bahkan ada beredar kabar sampai puluhan juta. Bayangkan saja, kita merogoh cek atau dompet untuk mudik dengan habis puluhan juta, apalagi ikut anak-anak dan istri. Jangan-jangan sampai ratusan juta.

Padahal, sebelum-sebelumnya harga tiket pesawat ada yang ratusan hingga jutaan rupiah, sehingga proses mudik maupun beraktivitas semakin nyaman, aman dan menyenangkan. Jadi, pemerintah harus buat kebijakan sebenarnya pembenahan angkutan massal yang ada, apalagi menjelang hari besar seperti Lebaran dan Natal. Rakyat berharap pada pemerintah Indonesia yang tercinta.

Ketiga, pengemudi atau supir dan infrastruktur. Yang ketiga ini juga penting dibenahi, dimana pengemudi atau supir dan infrastruktur yang masih kurang mantap segera dibenahi. Bagi para pengemudi atau supir setiap angkutan massal harus memiliki surat-surat berkendara atau izin-izin lainnya. Itu menjadi bagian penting dan umum.

Selain itu, pengemudi atau supir angkutan massal juga ketika proses mudik diperiksa dan dites kesehatannya. Kita tak tahu, apakah pengemudi memakai bahan terlarang atau tidak saat mudik dan juga kondisi tidak fit saat mengendarai kendaraan. Itu juga bagian penting. Ada pihak jasa transportasi yang perlu melakukan itu agar keselamatan dan kenyamanan mudik lebih terasa nikmat dan menyenangkan.

Infrastruktur juga tetap menjadi bagian tak terpisahkan. Jangan sampai jalan tol yang mulus, tetapi jalan arteri berlubang parah. Itu juga tidak kita inginkan.

Akan tetapi, tetap diapresiasi pemerintah sekarang karena jalan tol sudah disiapkan secara merata. Tinggal jalan jenis lainnya diperhatikan juga. Itu penting. Pelabuhan dan bandara juga diperiksa secara merata dan teliti sebelum proses mudik berlangsung demi keselamatan dan kenyamanan bersama.

Semoga ini bermanfaat buat kita.

Salam Kompasianer!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun