Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah Andi Arief dkk Penyebab Suara Demokrat Anjlok?

13 Juni 2019   22:08 Diperbarui: 13 Juni 2019   22:17 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Max Sopacua (CNN Indonesia/Safir Makkl)

Menjadi persoalan jadinya menurut sebagian politisi partai Demokrat bahwa Andi Arief, Wasekjen Rachland Nashidik dan Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Ferdinand Hutahaean yang sering tampil di televisi dan media lainnya, kaitan setiap pernyataan yang mereka lontarkan.

Menurut Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua menganggap mereka melontarkan pernyataan membingungkan masyarakat, khusus pemilih Demokrat.

Menurut Max, masyarakat yang sebenarnya ingin memilih Demokrat, jadi berpaling memilih caleg partai lain. Hal itu disebabkan oleh sikap Andi, Rachland dan Ferdinand yang kerap melontarkan pernyataan atas nama Demokrat (detik.com, 13/6).

Kita ketahui bagaimana Andi Arief seringkali membuat cuitan-cuitan di twitter yang menggemparkan, sehingga berakibat buruk pada partai sendiri. Andi Arief selalu tampil dengan cuitannya yang menyindir, sehingga politisi lain gerah melihatnya. Dan juga, ada lagi politisi Demokrat yang memang bagi rakyat sangat menyinggung dan menyerang paslon 01 terkait kampanye pemilu kemarin.

Hal itu bisa jadi persoalan, mengapa Demokrat suaranya turun drastis akhir-akhir ini. Tentu ada dampak yang berimbas pada suara partai terkait politisi Demokrat yang suka menyerang dan menyindir lawan politik maupun koalisi sendiri.

Benarkah?

Menjadi pertanyaan buat kita, benarkah turunnya suara Demokrat dikarenakan pernyataan Andi Arief, Rachland Nashidik dan Ferdinand Hutahaean?. Ini menjadi pertanyaan sulit. Tetapi, kalau namanya berpartai, jika suara partai anjlok menjadi tanggungjawab semua kader partai. Mengapa?. Hal itu karena partai dibangun dengan adanya banyak kader ataupun anggota didalamnya.

Para anggota atau kader itu tujuannya untuk menyelamatkan partai, meningkatkan popularitas partai dan integritas partai. Jadi, partai itu adalah rumah bagi keluarga kader-kader partai. Kalau dikatakan keluarga, maka jangan saling serang. Berkeluarga haruslah saling menyayangi, menghargai dan mensupport satu dengan lainnya.

Tak serta merta juga menyalahkan salah satu kader partai dalam hal anjloknya suara partai. Akhirnya nanti, rakyat akan melihat bahwa kader partai sudah tidak solid lagi, cenderung bertengkar dan saling menyalahkan. Dampaknya, partai sendiri yang  malu.

Bagi saya pribadi, kalau namanya satu partai tak perlu saling menyalahkan. Rakyat memang sudah melihat dan menilai, akan tetapi para kader partai Demokrat seluruh daerah di Indonesia itu haruslah dievaluasi. Siapa yang berkomentar kurang baik, kurang bekerja keras, malas-malasan meningkatkan suara partai dan lain sebagainya. Saya sepakat harus ada kongres luar biasa juga untuk membahas itu semua. Hal itu demi menyelamatkan wajah partai yang sedikit tercoreng.

Jika ketiga tokoh atau politisi partai tadi memiliki andil dalam penurunan suara partai, maka evaluasi internal saja. Bisa diingatkan semuanya, tidak hanya satu pihak, tetapi semuanya dibeberkan apa-apa saja kesalahan partai dan kadernya. Tidak menunjuk langsung hidung kader partai seperti sekarang ini.

Celakanya, kader partai itu akan sakit hati ketika diumumkan dan diberitakan di media seperti sekarang ini. Semua hal itu menjadi pertimbangan juga. Tidak menyalahkan sepenuhnya dan membeberkan di depan publik. Tetapi itu urusan internal yang tidak dinyatakan di depan publik. Itu saja.

Salam Kompasianer!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun