Narasi politik partai Demokrat melalui Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik yang menganjurkan agar koalisi dalam pemilu dibubarkan menuai kritikan dari koalisi sendiri.
Sebagaimana Juru Debat BPN Prabowo-Sandiaga, Sodik Mudjahid mengatakan "Saya khawatir desakan elite Demokrat untuk membubarkan koalisi 02 dan 01 hanya atas pertimbangan agar PD dapat keluar atau dilepas dari koalisi 02 dan masuk ke koalisi 01 (detik.com, 9/6).
Anggapan dari juru debat BPN tersebut bisa jadi adalah kebenaran. Kalau koalisi bubar, maka etika politiknya akan dengan sendirinya hapus. Tidak ada lagi etika berkoalisi yang disandang, sehingga dengan sesuka hati masuk ke koalisi mana yang disukai. Begitu juga Demokrat akan berhak masuk ke koalisi pilihannya dengan tidak ada halangan.
Namun, tak semestinya juga desakan atau saran dari politisi partai Demokrat tersebut mengatakan koalisi dibubarkan saja. Itukan hak masing-masing koalisi, apakah harus dibubarkan atau tidak. Dengan adanya koalisi maupun oposisi bukannya membuat pelanggaran atau kegaduhan antar elite politik dan pendukung partai politik. Rekonsiliasi yang kita inginkan selama ini tidak harus dengan membubarkan koalisi.
Tinggal lakukan pertemuan, setelah itu sepakat menerima hasil pemilu, maka saat itu juga tidak ada lagi perdebatan maupun perpecahan diantara pendukung maupun relawan partai politik.
Perlu juga diklarifikasi pernyataan tersebut agar ada titik terang maksud dan tujuan berkata seperti itu. Dengan demikian, tidak timbul spekulasi maupun kecurigaan atas kelanjutan politik partai Demokrat.
Dengan berkata begitu, tentu dalam benak koalisi BPN adalah Demokrat mau merapat ke kubu petahana atau TKN, karena situasi politik yang sekarang, dimana Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dalam pemilu. Dengan mendekat ke petahana, bisa jadi akan ada jabatan yang didapat.
Menunggu hasil MK
Sebenarnya tahapan pemilu belum selesai seratus persen karena masih ada tahapan di Mahkamah Konstitusi yang harus diselesaikan. Pastinya, koalisi di BPN tidak butuh saat ini dibubarkan.
Harusnya bersama-sama mendukung gugatan dan memenangkannya. Kalau dibubarkan tentu timbul prasangka buruk terhadap Demokrat.
Harusnya sekarang berjuang karena sama-sama koalisi pendukung Prabowo-Sandi. Jadi, jangan memihak dulu ke kubu lain.
Kemungkinan besar setelah putusan MK dibacakan dan mendapat hasil secara legal mengenai pemenang pemilu, maka bisa saja koalisi dibubarkan. Tahapan pemilu sudah selesai dengan dibacakan putusan MK tersebut.
Untuk sekarang, saya rasa belum momen yang tepat membubarkan koalisi. Pernyataan dari partai Demokrat itu terlalu berlebihan sebenarnya. Terlalu jelas memihak pada kubu petahana, sehingga rakyat pun akan berpikir bahwa kesetiaan dalam berpolitik oleh Demokrat masih dipertanyakan.
Rakyat dan para pendukung Prabowo-Sandi bisa jadi akan ramai-ramai nyinyir dan menyerang Demokrat dengan pernyataan seperti itu. Tahapan pemilu belum selesai, tetapi sudah minta bubar.
Seharusnya, Demokrat bisa menahan diri sejenak menunggu hasil pemilu dengan bersama-sama mendukung gugatan Prabowo-Sandi. Itulah koalisi, setelah itu silahkan saja untuk keluar dari koalisi.
Salam Kompasianer!!Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI