Untuk meraih kekuasaan harus ada perjuangan sepenuh hati. Tidak ada kemenangan tercapai kalau tidak dengan perjuangan. Tentu itu mustahil. Makanya, sedari awal perlu komitmen dan kerja keras yang kuat untuk menang.
Kalau seperti koalisi di BPN saat ini sudah saling serang semakin menegaskan bahwa mereka tidak lagi satu hati. Tidak lagi sepaham dan sepikiran.
Semua itu karena politik setengah hati tadi, jadi inilah dampak buruknya. Meskipun begitu, kita berharap, meski tidak berkoalisi lagi, Demokrat dan partai yang ada di BPN tidak saling serang.
Memainkan 'Buzzer' untuk melumpuhkan partai tertentu. Hal itu pastinya tidak sesuai cita-cita kita bahwa partai politik harus membina dan mengedukasi rakyat dengan politik cerdas dan santun. Tidak saling serang dan merendahkan.Â
 Tawaran
 Terkait merasa tidak berkoalisi lagi, maka Demokrat dengan gampang menerima timangan atau ajakan dari TKN Jokowi-Ma'ruf Amin untuk masuk koalisi. Kita ketahui, ada tawaran kepada Demokrat untuk masuk koalisi TKN. Dengan tidak berkoalisi dengan BPN, maka gampang saja menerima tawaran tersebut.
Lumayan juga bila diberi satu atau dua kursi menteri. Dengan begitu, partai Demokrat akan mengusung kadernya yang berkualitas dan berdampak pula pada elektabilitas partai lima tahun lagi.
Beginilah politik, yang gampang untuk menerima, kalau itu menyenangkan dan menguntungkan. Tetapi kita lihat saja ya kawan, apakah Pak Jokowi akan memberikan tempat ke partai Demokrat masuk koalisi dan kabinet. Kalau diberikan ruang untuk masuk, ya syukur kepada Tuhan. Kalaupun tidak, ya itu konsekuensi karena sejak awal tidak berkoalisi.
Salam Kompasianer!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H