Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sah, Demokrat Tak Lagi Berkoalisi dengan BPN

8 Juni 2019   14:57 Diperbarui: 8 Juni 2019   15:09 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: news.detik.com

Untuk meraih kekuasaan harus ada perjuangan sepenuh hati. Tidak ada kemenangan tercapai kalau tidak dengan perjuangan. Tentu itu mustahil. Makanya, sedari awal perlu komitmen dan kerja keras yang kuat untuk menang.

Kalau seperti koalisi di BPN saat ini sudah saling serang semakin menegaskan bahwa mereka tidak lagi satu hati. Tidak lagi sepaham dan sepikiran.

Semua itu karena politik setengah hati tadi, jadi inilah dampak buruknya. Meskipun begitu, kita berharap, meski tidak berkoalisi lagi, Demokrat dan partai yang ada di BPN tidak saling serang.

Memainkan 'Buzzer' untuk melumpuhkan partai tertentu. Hal itu pastinya tidak sesuai cita-cita kita bahwa partai politik harus membina dan mengedukasi rakyat dengan politik cerdas dan santun. Tidak saling serang dan merendahkan. 

 Tawaran

 Terkait merasa tidak berkoalisi lagi, maka Demokrat dengan gampang menerima timangan atau ajakan dari TKN Jokowi-Ma'ruf Amin untuk masuk koalisi. Kita ketahui, ada tawaran kepada Demokrat untuk masuk koalisi TKN. Dengan tidak berkoalisi dengan BPN, maka gampang saja menerima tawaran tersebut.

Lumayan juga bila diberi satu atau dua kursi menteri. Dengan begitu, partai Demokrat akan mengusung kadernya yang berkualitas dan berdampak pula pada elektabilitas partai lima tahun lagi.

Beginilah politik, yang gampang untuk menerima, kalau itu menyenangkan dan menguntungkan. Tetapi kita lihat saja ya kawan, apakah Pak Jokowi akan memberikan tempat ke partai Demokrat masuk koalisi dan kabinet. Kalau diberikan ruang untuk masuk, ya syukur kepada Tuhan. Kalaupun tidak, ya itu konsekuensi karena sejak awal tidak berkoalisi.

Salam Kompasianer!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun