Lebaran yang akan kita rayakan esok hari akan memberikan suasana sukacita yang penuh makna dalam kehidupan kita. Tentu bukan hanya saudara kita umat muslim saja, tetapi kita semua umat beragama juga bisa merasakan sukacita penuh di Idulfitri atau Lebaran esok.
Terkait dengan itu, Lebaran identik dengan namanya barang yang baru. Ya, memang sudah dari sejak lama kita mendengar dan melihat secara nyata bagaimana tempat perbelanjaan akan ramai mendekati Lebaran. Semua masyarakat bertumpuk untuk membeli baju, celana, sandal, sepatu atau pakaian baru lainnya. Semua itu sudah menjadi budaya yang tak bisa lekang. Lebaran identik dengan sesuatu yang baru.
Tak masalah, karena semua orang bisa memaknai Lebaran dengan berbagai hal. Bisa dengan liburan bareng keluarga, beribadah bersama, berbelanja bersama atau makan bersama serta hal baik dan menyenangkan lainnya. Semua sah-sah saja.
Namun, jangan dilupakan. Lebaran yang identik dengan sesuatu yang baru bukanlah menjadi keharusan. Bila kita tak punya uang atau tidak mampu membeli baju, sandal, celana baru dan berbagai hal lainnya, tak perlu gelisah, kecewa atau menangis atau iri dengan teman atau orang lainnya.
Santai saja, karena Lebaran tidak mengharuskan semua harus baru, kita harus liburan dan makan di tempat mewah. Itu hanya sebagian orang saja yang memaknainya begitu. Agama juga tidak menyarankan harus begitu.
Yang terpenting, kita bisa menjadi lebih baik lagi, berprestasi, lebih menghormati sesama dan  semakin bermanfaat bagi banyak orang.
Menurut Kak Seto, secara filosofi setelah menjalankan ibadah puasa kita kembali bersih. Idul Fitri itu maknanya bersih, melupakan dendam, tidak punya musuh, dan sebagainya.
"Jiwa kita sudah bersih, nah ditandai dengan penampilan yang lebih bersih. Bersih itu kan sering dikaitkan dengan baju baru karena baju baru belum kotor atau belum. Tapi mungkin perlu ditanamkan kepada anak-anak yang lebih penting itu bersih. Kita pakai baju yang bersih, nah bersih itu menimbulkan hati kita yang bersih, saling memaafkan," papar Kak Seto (mediaindonesia.com, 1/6).
Saya sepakat juga dengan Kak Seto bahwa makna Lebaran itu adalah hati bersih, tidak mendendam dan mau memaafkan teman, sahabat atau musuh sekalipun. Lebaran itu adalah berubah untuk menjadi lebih baik.
Memaafkan kesalahan orang  dan mencapai lahir batin. Karena itulah, bagi kita yang tidak punya barang yang baru, mungkin karena tidak ada uang, orangtua tidak mampu karena hidup di bawah berkecukupan, maka tidak perlu bersedih karena melihat orang lain pakai baju, sandal, celana baru. Tetap semangat karena hati baru sudah mencerminkan Lebaran yang sejati.
Orang lain pun akan melihat dan salut kepada kita bila hati bersih, berubah menjadi lebih baik dan memaafkan. Yang penting di Lebaran ini kita bisa menunjukkan pada keluarga, orangtua, teman dan sesama makna Lebaran yang sesungguhnya yaitu mau memaafkan dan menjadi manusia yang lebih baik, tulus dan ikhlas.
Dengan begitu, sudah pasti Lebaran akan terasa lebih sempurna. Apalagi setelah Lebaran ini benar-benar hidup berubah menjadi lebih positif dan berprestasi. Saya juga yakin orang lain akan memuji dan terpukau dengan perubahan signifikan di Lebaran tahun ini.
Salam Kompasianer!! Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H