Bulan Suci Ramadan Mengajak Kita Mengendalikan Diri

Ayo teman, sahabat dan keluarga kita berdamai setelah pengumuman rekapitulasi pemungutan suara ini, sembari ada langkah hukum yang diambil. Ayo berpelukan, tersenyum dan tertawa sama menyikapi hasil demokrasi kita. Mari berbuka bersama dan disitu kita jalin rekonsiliasi. Prabowo dan Jokowi kalau bisa berbuka bersama seperti yang hangat diharapkan oleh berbagai pihak.

Ramadan mengajarkan kita mengendalikan diri. Setelah pemilu ini kita harus mampu mengendalikan diri. Kita bersama menjalin kembali persaudaraan sejati demi kemajuan Indonesia. Masyarakat yang tergabung dalam sebuah keluarga, komunitas dan para tokoh agama, mari mengajak setiap orang untuk tidak menodai Ramadan. Jangan ikut berdemonstrasi karena menodai Ramadan dan menggerus energi saja.

Itu tak perlu dilakukan. Kita harus berjumpa antar pendukung paslon dalam pemilu kemarin. Ya, seperti saya katakan tadi dan juga berbagai pihak yaitu berbuka puasa bersama. Itu lebih indah dari hal lainnya.

Berpikir positiflah dalam Ramadan ini. Lakukanlah tindakan yang dapat dicontoh oleh anak-anak dan juga remaja agar mereka juga nanti melakukan itu.

Bulan suci Ramadan adalah bulan kebaikan, jadi lakukan hal yang baik. Mari cintai keberagaman, persatuan dan juga sesama karena itu adalah harapan kita. Jangan mainkan emosi untuk memancing emosi masyarakat lainnya.  

Damai itu indah, lebih indah dari apapun itu. Ramadan pun mengajak kita untuk berdamai dengan sesama. Mari kita mengajak saudara, keluarga dan tetangga untuk menolak aksi demonstrasi di bulan suci Ramadan ini. 

Turunkan amarah akibat dugaan-dugaan kecurangan itu. Tak ada yang lebih baik dari perdamaian dan persaudaraan, meski itu pemilu sekalipun. Rakyat harus tahu akan itu. Semoga esok hari kita doakan demonstrasi tidak terjadi. Massa menurunkan niatnya ikut berdemo demi kesucian Ramadan. Semoga dan Semoga!!.