A-man. Dengan kesepakatan dari pembuat atau penggunanya, bisa memperlama waktu untuk mengingatnya. Ketika lupa dan ingin mengingatnya, tinggal memanggil memori dari kata jadian yang baru itu. Aman ... kan?
K-eren. Dengan hanya satu kata yang pendek itu saja, tetapi bermakna padat dan mewakili sebuah arti yang luas. Keberadaanya bahkan bisa memberikan makna baru kepada kata bentukan itu. Sehingga ketika disebut, maka akan sudah membuat orang paham apa yang dimaksud.
R-ingkas. Tidak boros waktu saat mengucapkannya, dibandingkan mengucapkan keseluruhannya. Juga ringkas ruang saat ditampilkan dalam tulisan. Sesuatu yang sifatnya ringkas begini, tentu akan lebih mudah untuk diingat sepanjang masa.
O-ke. Bisa lebih mudah dan enak untuk didengar dan dimengerti kalau diucapkan. Jika menyebutnya secara utuh akan terlalu panjang dan ini membutuhkan energi yang lebih lagi. Belum lagi, jika mengucapkannya kurang jelas akan sulit dipahami.
N-yata. Telah bisa mewakili maksud atau tujuan tertentu, dibanding dengan diucapkan atau ditulis lebih panjang. Dengan hanya huruf-huruf yang besar, akan mudah untuk diperhatikan. Demikian juga keberadaan huruf-huruf itu akan mudah disimpan dalam memori kita.
I-ndah. Enak dipandang, namun tetap memuat makna yang utuh. Coba bayangkan membuat sebuah spanduk, lalu semua ditampilkan secara utuh, maka akan memboroskan ruang, serta terkesan agak ruwet. Jikalau bisa dipersingkat dengan akronim yang telah dipahami sesama, akan lebih indah.
M-udah. Lebih mudah untuk diingat, daripada menghafal kalimat yang terlalu panjang. Ini begitu menarik, ketika sedang berjuang untuk menghafal sesuatu yang terlalu panjang untuk diingat, maka akan bisa lupa. Bisa untuk mengurangi kebiasaan nyontek, untuk yang masih bersekolah atau kuliah.
Selamat berakronim-ria untuk diri sendiri atau membantu anak tercinta.-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H