Mohon tunggu...
Juanda
Juanda Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer Taruna

$alam Hati Gembira ...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

12 Alasan "Left" dari Grup Medsos

11 Juni 2019   20:24 Diperbarui: 15 Juni 2019   20:43 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak ada yang bisa memengaruhi kita selama kita tidak mau dipengaruhi."

Kehadiran media sosial apa pun namanya, tetap bermuatan sesuatu yang bersifat positif atau negatif. Jikalau itu akan membuat hidup manusia semakin baik dan bermanfaat itu akan menjadi sesuatu yang bernilai positif. Sebaliknya akan bernilai negatif.

Banyak kita jumpai seseorang yang sebelumnya begitu antusias dengan keberadaan media sosial, lambat laun membatasi dirinya untuk bersentuhan dengan media sosial. Tentu dengan berbagai alasannya masing-masing.

Di sisi lain ada pula orang yang left dari sebuah komunitas dengan media sosial tertentu, yang kemudian akan dicap negatif atau bermasalah. Semestinya seseorang yang left dari grup medsos tertentu itu adalah hak azasi. Mengapa perlu dipermasalahkan? Mengapa perlu ditanya alasannya pula?

Entah ..., apa alasannya seseorang bisa left dari sebuah grup? Tapi ada 2 penyebab seseorang bisa left dari sebuah grup media sosial, yaitu karena 6-T alasan yang bersifat Pribadi dan 6-H alasan yang terkait dengan perangkat HandPhone. Keduabelas alasan tersebut tersaji di bawah ini:

Pribadi
Yang menjadi alasan pribadi hingga seseorang itu left dari media sosial, yaitu:  

Tidak Kenal. Terundang dalam sebuah grup yang tidak dikenal. Pernahkah tiba-tiba kita masuk di dalam sebuah grup media sosial tertentu contohnya? Kemudian yang mengundang tidak jelas. Kalau pun di-japri tidak pernah merespon untuk menjelaskan siapa jatidirinya. Lah ... kalau begini mendingan left aja deh.

Tidak Menarik. Tidak jelas tujuannya dan membosankan. Saat diajak masuk ke sebuah grup media sosial tertentu, ternyata yang dibahas sama sekali tidak menarik menurut pandangan dirinya sendiri (subyektif sifatnya). Awalnya menyimak saja. Namun lama kelamaan karena ga nyambung akan jengkel pula, maka left-lah.

Tidak Nyaman. Berisi hoaks, terlalu rasis dan provokatif. Ada grup tertentu yang dibuat memang untuk 'mendukung' hal tertentu. Namun yang diundang itu sengaja acak. Mungkin untuk menjaring pengikut baru. Dan setelah masuk, maka akan terganggulah, karena tidak sepakat. Dan left-lah.

Terlalu Ramai. Terasa aneh yang dibicarakan. Ini memang grup yang 'hidup'. Ada saja isu yang digulirkan, lalu ada saja yang menanggapinya. Sehingga seharian bisa di atas 500-an notifikasi chat. Lalu yang sibuk atau malas buka, ketika dibuka sudah tidak bisa mengikuti alur ceritanya, karena terlalu banyak. Maka left-lah.

Terlalu Sensi. Setiap manusia punya figur tertentu atau kesukaan tertentu yang begitu 'sakral' untuk digosipin. Ketika itu menjadi bahan diskusi apalagi jika ditanggapi dengan nada negatif, maka penyanjungnya akan tersinggung. Tipe yang terlalu sensitif. Lalu left-lah.

Telah Selesai Acaranya. Sebuah grup media media sosial, juga bisa menjadi sarana komunikasi saat membuat sebuah acara tertentu. Bahkan melalui media sosial itulah tempat rapatnya dan memberikan komando kerja untuk bagian tertentu. Dan ketika acara telah usai, maka left pulalah.

HandPhone
Di bawah ini yang terkait dengan software atau hardware dari Hape-nya yang menyebabkan left, yaitu:.

Hp Kepencet. Tidak sengaja. Saya memiliki grup di media sosial hampir 50-an. Suatu ketika salah pencet tanpa sadar, lalu tak berapa lama seorang teman melalui japri tanya, "Kenapa koq left?" Saya bilang, "Nggak kok." Lalu saya cek ternyata saya salah tekan. Bisa juga dibuat mainan oleh anak-anak lalu kepencet. Atau 'sengaja' seakan kepencet oleh pasangan kita, karena dia yang jengkel.

Hp Lemot. Terlalu banyak aplikasi, jadi loading-nya lama. Ini bisa karena hape produk lama atau juga sudah terlalu banyaknya aplikasi maka jadi lemot. Sesungguhnya penyebabnya bukanlah karena adanya grup itu. Apalagi aplikasi juga memiliki fitur untuk menghapus sampah (clear cache) atau apa pun namanya, yang berfungsi untuk meringankan daya kerja dari aplikasi itu. Maka perlu lebih sabar. Bisa juga dijadikan alasan untuk left.

Hp Ngelek. Biasa disebut nge-hang. Ini persoalannya hampir mirip dengan yang di atas (hape lemot). Namun ini bisa karena telalu banyaknya aplikasi yang di-download atau juga faktor virus yang tersembunyi, sehingga membebani kerja daripada sistem yang ada. Bisa juga ada masalah di-software-nya. Dalam hal ini perlu restart. Coba bayangkan, jika saat menggunakannya sering perlu restart, apa kata dunia? Bisa juga dijadikan alasan untuk left.

Hp Rusak. Tidak bisa dipakai lagi. Nah yang ini benar-benar rusak. Bukan masalah casing-nya saja, tapi yang lebih penting software-nya. Jikalau telah berkali-kali diinstal sistemnya, namun tetap tidak mau berjalan sempurna, ini sudah waktunya masuk museum. Mungkin tidak sempat pamit untuk left. Malah bisa dijadikan alasan left seterusnya.

Hp Ganti. Beli baru. Maka tentu dalam hal ini yang lama tidak dipakai lagi. Pasti beserta seluruh isinya perlu dipindah ke hape yang baru. Di sinilah perlu pamit left sejenak atau malah bisa dipakai menjadi alsan left selama-lamanya.

Hp Hilang. Termasuk disita ortu. Kalau hape mendadak tidak dipegang lagi, maka tentu sudah left dari grup, meski kontaknya masih tertera di sana. Ini yang paling mengenaskan, karena dikira tidak mau lagi untuk chatting-an. Padahal hapenya telah lenyap. Jika masih bisa menghubungi teman tidak masalah. Namun kalau berada di luar pulau atau luar negeri, ini akan menyulitkan beberapa waktu.

Dengan membaca 12 alasan left tersebut, apakah Kompasianer punya pengalaman tersendiri? Mungkin bisa saling melengkapi.-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun