Mohon tunggu...
Juanda
Juanda Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer Taruna

$alam Hati Gembira ...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Maaf Lahir Belum Batin, Terdapat 5 Jenis Maaf Lho

7 Juni 2019   23:17 Diperbarui: 7 Juni 2019   23:31 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran."

Permintaan maaf sesungguhnya hanya untuk yang saling kenal atau sedang terjadi konflik di antaranya, baik yang disengaja atau tidak. Yang telah melukai baik secara lahir atau batin, termasuk yang lupa untuk menepati sebuah janji. Di sinilah nilai maaf dan memaafkan, sedang diperjuangkan saat ingin memperbaiki jalinan hubungan yang telah ternodai itu.

Alasan permintaan maaf yang demikian ini, kadang tidak lagi menjadi pijakannnya. Telah ada pergeseran makna, meski tidak ada yang perlu disalahkan. Banyak yang ikut-ikutan untuk melakukannya secara lahir, lalu bagaimana lingkup batinnya? Apa mungkin karena tidak enak atau sungkan?     

Saat serombongan mudik, lalu di jalan menuju ke desa berjumpa dengan teman sepermainan, lalu turun dari mobil dan menyalaminya, serta mengucapkan maaf lahir dan batin. Padahal telah tidak berhubungan sama sekali dengannya puluhan tahun. Yang lebih luar biasa, rombongan pun ikut turun dari mobil dan ikutan pula melakukannya. Kenal saja tidak, apalagi berinteraksi?

Di TV dapat dilihat Agus Harimurti Yudhoyono dan Eddy Baskoro Yudhoyono bersilaturahmi kepada Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.  Di sisi lain AHY dan Ibas tidak silaturahmi dengan Prabowo, Demokrat: Tidak Perlu (Judul di Kolom Politik. 6/6/2019). Entah apa pun alasannya, batin kita masing-masing bisa menilai dan merasakannya.

Dalam rumah tangga yang tiap hari melihat 'kebobrokan' dari masing-masing anggotanya, maka dimomen lebaran yang indah ini juga akan bermaaf-maafkan. Secara lahir bersentuhan (salaman atau cipika-cipiki), namun bagaimana sisi batinnya? Contoh: andai sang suami atau istri terlibat perselingkuhan.

Memaafkan memang tidaklah semudah dimaafkan. Satu dalam posisi aktif, sedang yang satu pasif. Berani memaafkan tandanya itu berani rugi, termasuk di dalamnya harga diri. Jikalau tidak berani rugi, maka sifat memaafkannya ini adalah situasional dan kondisional semata. Tidak ada keikhlasan di dalamnya. Sejenak kemudian bisa berubah lagi.

Seseorang yang bisa memaafkan secara lahir, belum tentu akan memaafkan secara batin. Namun jika batin memaafkan, maka secara lahir akan menyesuaikannya. Ada 5 jenis memaafkan, yaitu karena terpaksa, dipaksa, kebiasaan, tradisi dan ikhlas.

Terpaksa. Ini inisiatif diri sendiri. Mungkin karena masih membutuhkan berhubungan dengan seseorang, maka mungkin telah merasa begitu sakit, namun tetap terpaksa memaafkannya. Kalau tidak dilakukan, dalam kalkulasi menunjukkan akan lebih banyak lagi kerugiannya, baik secara lahir dan batin.

Dipaksa. Ini inisiatif orang lain. Saat sebuah persahabatan diakhiri dengan persaingan yang meningkat menjadi petentangan, maka bisa menjadi sebuah konflik yang berkelanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun