Mohon tunggu...
Juanda Indot
Juanda Indot Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pengamat Politik dari Kampus, Pengamat bukan sekedar Pengamat tapi Pengamat yang berkontribusi untuk Negara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Macet? Sudah Saatnya Indonesia Beralih ke Angkutan Massal

29 Juni 2016   14:33 Diperbarui: 29 Juni 2016   14:46 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia sudah punya kereta api sebagai alat angkutan massal namun teman-teman tahu sendiri fasilitasnya kereta api diindonesia, kita punya busway (transjakarta) di ibu kota namun tidak bisa menjadi solusi agar pemilik mobil pribadi berpindah menjadi konsumen kendaraan angkutan massal ini. Karena memang jumlah busway itu sendiri yang sedikit sehingga proses perpindahan penumpang dari halte satu ke halte yang lain tertahan hingga terjadi penumpukan penumpang di halte bis. Belum lagi mobilnya yang rusak dan terbakar seperti berita terbaru bahwa 18 mobil transjakarta terbakar, ini kan membuat masyarakat berasumsi bahwa pemerintah memang tidak serius untuk mengurusi permasalahan rakyat yang terjadi pada aktivitas seharian ini.

Kereta api Commuter line yang dioperasikan untuk daerah jabodetabek pun masih terbilang belum optimal karena kasusnya sama bahwa gerbong kereta api selalu penuh hingga terjadi penumpukan penumpang di stasiun. Jadi kereta api ini pun bukan juga solusi konkrit untuk mengatasi kemacetan dijakarta karena memang pemilik kendaraan pribadi lebih memilih menggunakan  mobil sendiri dibanding menggunakan angkutan massal semisal busway dan Commuter line yang setiap berhenti di halte maupun di stasiun pasti berdesak-desakkan.

Jika pemerintah Jakarta serius untuk mengatasi kemacetan dijakarta maka saran saya adalah bisa menggunakan cara jepang yang memasang tarif parker dengan sistem per jam hingga itu menjadi pertimbangan bagi pengendara untuk menggunakan mobil sebagai kendaraan atau memang Indonesia sudah saatnya membuat kereta api dibawah tanah seperti di Negara-negara eropa dan saya rasa ini cukup menjadi pertimbangan juga bagi pengendara untuk lebih memilih menggunakan kereta api bawah tanah.

Seorang pemimpin yang cerdas itu ia punya rencana kemudian diukur kemampuannya sejauh mana dan dilaksanakan dengan penuh percaya diri hingga apa yang direncanakannya itu bisa dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun