Tirta menendang bola dengan keras hingga mengenai salah seorang temannya hingga terjatuh dan tak sadarkan diri. Sista dikerumuni sementara Tirta didorong-dorong temannya. "Bagaimana ini? Kamu sih nendangnya kekerasan." Ucap Rian sangat kesal dengan Tirta. Rian lantas memanggil Ibu Sista. Ia membawa anaknya ke Rumah Sakit.
Ibu Tirta yang mengetahui kenakalan anaknya lalu menghukum Tirta dengan cambukan ekor kuda. Tirta hanya bisa pasrah. Ia sesekali berteriak karena tak sanggup menahan perihnya cambukan. Tetangganya tidak memedulikan apa yang Ibu Tirta lakukan. Mereka sudah terbiasa dengan suara-suara sepertI itu. Bahkan teman-teman Tirta sering nguping diluar.
Ibu Sista mengetuk pintu rumah Tirta. "Permisi.!!!" Teriaknya sambil mengedor-ngedor pintu.
"Hei, ribut banget sih! Anak saya bangun nih! Capek tau ngurus bayi" kesal tetangga rusun Tirta. Ibu sista hanya menatapnya dengan sinis. Tak lama setelah orang itu masuk, Ia kembali berteriak memanggil Ibu tirta. Ibu tirta terbangun dan mengintip dibalik gorden. Melihat Ibu sista yang ada di depan, Ia memanggil anaknya lalu membuka pintu.
Belum sempat Ibu sista berbicara, Ia langsung menimpalinya dengan berkata "ini ambil anak saya, saya nggak mau ya Ibu marah-marah di Rumah saya. Silahkan bawa anak saya. Terserah mau diapain yang penting nggak sampe mati." Â Ia menyodorkan anaknya lalu menutup pintu dengan keras hingga anginnya menghempaskan wajah dan rambut Tirta. Ia kemudian dibawa Ibu Sista dengan tersentak-sentak.
"Saya mau dibawa kemana Bu?" rengek Tirta. Ia diperhatikan teman-temannya yang sedang bermain di Tangga, Mereka berhenti bermain saat Mereka lewat. Berbeda dengan teman-teman yang lain, Rian yang penasaran membuntuti mereka dengan sembunyi-sembunyi. Hingga mereka masuk di rumah sista, Rian menguntit dibalik Jendela namun tak jelas.
 "sudah berapa bulan jendela ini tidak pernah dibersihkan." Jengkel Rian. Ia mendengar suara grasak-grusuk dari dalam. "waduh suara apaan tuh. Mampus Tirta di dalam." Lanjut Rian.
Rian mencoba membuka pintu rumahnya sedikit untuk melihat apa yang terjadi di dalam sana. "siapa itu." Tegas Ibu Sista. Ia mendekat ke pintu. Rian segera menjauh dan berlari. Saat rian berlari, Ia tak sengaja menabrak Joko.
 "Aduh ni bocah. Kalau jalan pake mata jangan pake hidung." Ujar Joko.
"kebetulan ketemu Bapak. Gini, kan bapak tugasnya menjaga keamanan dan kenyamanan penduduk rusun. Maka dari itu saya ingin melaporkan tindakan kekerasan yang terjadi di rusun blok C nomor 104."
"seriusan nih? Bosen Bapak dibohongin terus sama bocah kayak kamu." Celetuk Joko. Rian lantas mencoba meyakinkannya agar percaya dan segera mengecek rumah yang Ia maksud. Setelah merengek dan berjanji, Joko percaya dan menuju ke lokasi diikuti Rian dibelakangnya. "Bener yang ini?" lanjut Joko menanyakan kepastian. Rian manggut. Joko ingin mengetuk pintu namun dilarang oleh Rian, Ia menyarankannya agar langsung saja membuka pintu.