"Jalih...Jangan main main tanah terus. Nanti tanahnya telan kamu." Ucap Emak Ipeh kepada anaknya yang hampir sekujur tubuhnya telah dilumuri tanah. Bukannya berhenti, Jalih melanjutkan kotor-kotornya hingga tanah itu tak sengaja terkena matanya yang sontak membuatnya merengek ketakutan dan kesakitan.Â
"Ibuu.... Perihhh." Teriaknya.
"Aduh, kenapa lagi anakku." Resah Ipeh.Â
Ia menuruni tangga rumah dan segera menggapai anaknya. Melihat kondisi anaknya? Mak Ipeh ngomel tak karuan karena anaknya sudah tak nampak lagi seperti manusia namun lebih mirip patung. Jalih terus mengucek ucek matanya yang perih. Sementara Mak Ipeh bergegas meraih tangan anaknya itu agar Jalih berhenti mengucek matanya.Â
"Jangan dikucek Jalih. Nanti Infeksi matanya. Sini ikut emak ke kamar mandi."Â
"Nggak mau, Jalih masih mau main."
"Mau main gimana kalau matanya kemasukan tanah, bersihin dulu matanya baru main lagi." Kesal Ipeh.
Setelah dipaksa terus oleh emaknya, Jalih  akhirnya mau ikut.Â
**
Tak terasa usia Jalih sudah menginjak 17 tahun. Sebelum berangkat ke sekolah, Jalih meminta do'a Ibunya agar dilancarkan dalam mengikuti ujian terakhirnya.Â