Gadget adalah perangkat elektronik modern yang memiliki berbagai fungsi dan terus mengalami perkembangan setiap tahunnya. Sederhananya, gadget adalah alat canggih yang bisa kita bawa kemana dan digunakan kapan saja untuk berbagai keperluan. Contoh gadget yang umum kita temui adalah smartphone, tablet, laptop, smartwatch, dan masih banyak lagi. Keberadaan gadget semakin meluas dan jumlahnya terus meningkat, sekarang gadget bisa dibeli dengan harga mulai dari Rp1.000.000, gadget tersebut sudah memiliki fitur banyak salah satu fitur andalannya yaitu terhubung dengan jaringan 4G.
Zaman sekarang gadget tak hanya digunakan oleh kaum dewasa saja, melainkan anak usia dini atau prasekolah juga bisa aktif menggunakan dan bermain gadget. Â Menurut data dari Badan Pusat Statistik anak usia 0-4 tahun atau infant terdapat persentase 25,5% dalam menggunakan gawai, sementara 52,76% pada anak umur 5-6 tahun (BPS, 2022).Â
Sejalan dengan itu juga terdapat laporan dari Survei Sosial Ekonomi Nasional menyatakan bahwa persentase data anak usia dini yang menggunakan telepon seluler yaitu 33,44% dan 24,96% anak usia dini yang mengakses internet. Adapun aplikasi yang digunakan dalam penggunaan media digital pada anak usia 3-17 tahun berupa menonton youtube (83%) dan untuk anak yang berusia lebih dewasa yaitu 8 tahun ke atas cenderung menggunakan instagram (62%) dan tiktok (54%) (Ofcom, 2023)
Para pengguna gadget terutama anak-anak usia dini mereka bisa disebut korban dari keganasan canggihnya teknologi gadget dan kelancaraan akses jaringan internet. Namun kita tidak bisa menyalahkan para produser perangkat gadget dan penyedia jaringan internet begitu saja.Â
Kecanduan gadget
Kecanduan adalah perilaku seseorang yang merasa sangat sulit untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan perangkat gadget, meskipun menyadari dampak negatifnya. Perilaku ini dapat memberikan kepuasan sementara, namun pada akhirnya dapat merusak kualitas hidup seseorang  Kondisi ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, baik dalam aspek sosial, emosional, maupun produktivitas.Â
Perilaku anak yang mengalami kecanduan gadget bukanlah yang langsung timbul, terdapat beberapa runtutan pemicu dan faktor pendukung anak bisa mengalami kecanduan bermain gadget. Pada umumnya berawal dari orang tua meminjamkan gadgetnya karena tidak tahan anaknya sering cerewet dan menangis. Dari situ interaksi anak dengan gadget dimulai, awalnya hanya diberikan ketika anak rewel namun perlahan hubungan anak dengan gadget semakin erat.Â
Setelah itu anak timbul ketertarikan dan minat tinggi ingin memiliki gadget sendiri, agar dia bisa sepuasnya bermain gadget tanpa batasan. Anak mulai meminta orang tuanya untuk membelikan ia gadget, jika tidak dipenuhi biasanya akan marah dan mengancam orang tuanya. Kemudian perlahan anak memasuki dunia maya, mendapatkan hiburan dengan cepat melalui konten-konten seperti di reels instagram dan tiktok. Sehingga dopamin meningkat drastis.
Secara garis besar, terdapat sejumlah dampak yang timbul ketika anak kecanduan bermain gadget. berikut dampak-dampak seseorang jika seseorang kecanduan bermain gadget:
Pertama, rata-rata sesorang yang kecanduan bermain gadget akan menimbulkan permasalahan fisik dan daya tahan tubuh yang ditandai dengan durasi screen time lebih dari 6 jam perharinya dan bermain gadget sambil tiduran di ruang yang gelap. Masalah-masalah yang muncul yaitu gangguan penglihatan, mudah merasa pusing, mudah lelah dan mudah terserang penyakit.
Kedua, para pengguna yang terlalu fokus bermain gadget dan tidak memetingkan lingkungan sosial dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial. Gadget memberikan kemudahan bagi pengguna untuk beraktivitas hingga menyelesaikan tugas apapun, di manapun dan kapanpun. Sehingga pengguna males gerak atau disebut no life yang mengakibatkan mereka tidak menjalin hubungan dengan lingkungan sosialnya.
Ketiga, fisik melemah dan sulitnya menjalin hubungan sosial dengan teman-temannya tentu menimbulkan gangguan kesehatan mental berupa depresi, stres, kecemasan dan gangguan mood. Hal itu muncul dikarenakan seseorang mengalami tekanan baik itu dari gadget seperti cbyberbullying dan lingkungan sosisal seperti tidak adanya teman.
Mencegah kecanduan gadget
Upaya untuk mencegah maraknya kecanduan gadget bukan hanya dari kemauan dirinya saja, dibutuhkan juga peran dari berbagai kalangan, instansi dan terutama keluarganya. Tak hanya itu, yang tak kalah penting adalah bagaimana membangun aktivitas positif seperti olahraga dan bermain bersama teman di luar dapat mengalihkan fokus terhadap gadget.
Teguran dan larangan yang sifatnya memaksa atau mengengkang tidak akan dapat mencegah timbulnya kecanduan gadget, itu hanya sementara atau jangka pendek. Pendekatan psikologis dan pola asuh demokratis menjadi kunci utama mencegah anak kecanduan bermain gadget
Pendekatan psikologis, buatlah larangan dan saran dengan konsep gamifikasi seperti pemberian reinforcement dan reward ketika anak tersebut tidak bermain gadget seharian atau beberapa target seputar mengurangi perilaku kecanduan gadget
Pendekatan pola asuh demokratis, membangun moral, kebiasaan dan aktivitas positif anak dengan melibatkan hak suara dan minat/bakat anak dan bertanggung jawab. Salah satu upayanya yaitu ajak anak-anak beraktivitas positif seperti olahraga, belajar bersama dan jalan-jalan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H