Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Siksa Kubur: Film Horor yang Malah Disuruh Mikir Dalam

15 Mei 2024   10:30 Diperbarui: 15 Mei 2024   10:46 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini saya akan membahas tentang film Siksa Kubur buatan Jokan. Yeeeeeee, film yang sudah banyak ditunggu banyak orang (atau hanya saya ya? Karena track record Jokan yang cukup ok maka tentu jadi pertanyaan seperti apa film Siksa Kubur yang dibuat oleh Jokan.

adegan diawali ledakan di luar toko roti yang menewaskan kedua orang tua dari Sita dan Adil. Setelah orang tuanya meninggal, maka mereka tinggal di pondok pesantren. Namun kehidupan kelam di Pondok membuat mereka berdua memutuskan untuk melarikan diri dan menimbulkan luka bagi keduanya. Hal yang berdampak pada Sita yang tidak lagi mempercayai agama. Sita berusaha membuktikan bahwa siksa kubur itu tidak ada dengan cara ikut masuk ke dalam kuburan orang yang (menurutnya) paling jahat di dunia untuk meliat apa yang akan terjadi dengan jasad tersebut.

Awalnya kukira ini seperti siksa neraka gitu, jadi ada adegan adegan gore yang menyiksa dan setan setan ditambah adanya malaikat pencabut nyawa. Namun, di sepanjang film yang ada justru kita diajak untuk berpikir mengapa bisa seperti ini mengapa bisa seperti itu. Ada beberapa tema yang diangkat di film ini, mulai dari pelecehan seksual serta trauma yang didapat oleh sang korban sampai dewasa. Begitu juga trauma anak-anak akibat kehilangan orang tua yang tewas karena ledakan bom bunuh diri.

Sita menjadi tidak percaya agama karena adiknya, Adil memberikan sebuah kaset yang didengarkan oleh pelaku bom bunuh diri tentang siksa kubur. Hal yang memotivasi sang pelaku bunuh diri untuk melakukan hal yang benar)menurutnya agar bisa mati di Jalan Allah daripada mati di jalan ke arah Neraka.

Aku masih penasaran dengan Panti Lansia yang berisi orang-orang kaya ini. Ada yang mencurigakan dengan panti ini soalnya. Apalagi ada adegan pemanggilan arwah oleh pemilik Panti ini yaitu Bu Juwita memanggil arwah Bu Nani atas permintaan Pak Pandi yang merasa bersalah atas kesalahan yang dia perbuat. Apakah Panti ini ada hubungannya dengan bagian dari film Jokan yang lain yaitu pengabdi setan? Terlalu banyak teori konspirasi mengenai film ini yang bikin pening jadinya wkwkwkw.

Dari pertengahan film hingga akhir aku jadi bertanya tanya, apakah si Adil dan Sita sudah mati atau masih hidup? Karena sepertinya sudah meninggal. Jika sudah meninggal, maka pertengahan film sampai akhir itu menceritakan tentang apa? Siksa kubur yang dimaksud seperti apa? Jika mereka masih hidup, mengapa Sita masih mendengar suara Man robukka dari malaikaat? Padahal harusnya itu kan untuk orang-orang yang sudah meninggal. Jika sudah meninggal karena apa? Aku curiganya mereka sudah meninggal karena ada adegan kunci, yaitu kehadiran ular. Kukira ular ini memiliki makna tertentu untuk film tersebut, entah setan atau apa. Tapi melihat di bagian akhir film dimana bagian mata dan leher Adil membengkak lebam sangat bisa jadi itu adalah karena gigitan ular. Ular yang masuk ke dalam kuburan melalui saluran udara membuat tidak ada oksigen di dalam sehingga Sita mati kehabisan nafas.

Nah, apakah adegan dari pertengahan ke akhir film itu menggambarkan siksa kubur Sita, ketakutannya bahwa Siksa kubur itu adalah nyata? Hmmmmm untuk bisa memahami dengan jelas, perlu menonton film lebih dari satu kali agar tidak ada potongan yang hilang sih menurutku. Sementara aku hanya menonton sekali jadinya ya bablas.

Akting Faradina Mufti sebagai Sita dan Reza Rahardian sebagai Adil patut diacungi jempol. Apalagi si Reza , actor yang sudah diakui kemampuan aktingnya. Aku malah suka sosok Masbeth, pelaku bom bunuh diri. Dia tidak bersuara, tapi ekspresi wajahnya itu lho, bikin orang merinding di satu sisi tapi menunjukkan ekspresi takut akan sesuatu yang tidak bisa diungkapkan.penampilannya hanya satu scene tapi ekspresi yang dibawakannya benar-benar ok.

Tema pelecehan Seksual dan dampaknya terasa di film ini. Si Adil yang mengalami pelecehan seksual saat masih kecil akhirnya mengalami penyimpangan di masa dewasa. Walau adegan ini tidak terlihat secara langsung, hanya sebuah kepingan puzzle puzzle. Missal adegan pas Adil memandikan mayat, entah kenapa ada ekspresi yang bagaimana gituu. Belum lagi ucapan mantan istri Adil yang mengatakan dia butuh nafkah batin, tapi si Adil sibuk dengan mayat. Maksudnya dengan mayat itu dengan pelampiasan, atau karena jenis pekerjaan Adil yang berhubungan dengan Mayat? Penonton diminta untuk menebak-nebak dengan berbagai kepingan yang ada.

Tokoh Wahyu Utama yang diperankan oleh Slamet Raharjo merupakan sosok yang terkena sindiran di film ini. Sebagai sosok bejat namun berlindung sebagai donator utama pondok pesantren membuat dia bebas berbuat apa saja tanpa bisa ditentang oleh para pengelola Pondok. Fenomena ini tentu merupakan kritikan sosial karena banyak kita jumpai kasus pelecehan seksual di masyarakat yang melibatkan orang penting di Pondok dan kasusnya itu menguap.

Aku masih bingung dengan sosok Ismael, siapa sebenarnya Ismael? apakah dia sosok salah satu korban dari Wahyu Utama yang kemudian meninggal . Kalau iya, kenapa dia terus menerus mengganggu Sita atau Adil. Apakah sewaktu masuk ke dalam terowongan dalam upaya melarikan diri dari pondok, sosok Ismael terkubur disitu dan minta tolong untuk dibebaskan rohnya, namun mereka berdua terus saja kabur? Menonton film Joko Anwar memang harus banyak menebak-nebak dengan penuh spekulasi. Tapi bagian akhir dari film ini lah yang sesuai dengan pemikiran umum mengenai siksa kubur dalam imajinasi saya. Hanya sebentar sih adegannya tapi makjlebb bangettttttttt  pas kepala hancur dan pulih lagi hancur lagi pulih lagi. Merindinggggg

Berapapun jumlah penonton, yang jelas saya puas menonton filmnya walau harus banyak berpikir. Akhir kata, selamat menonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun