Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Mengurangi Perubahan Fungsi Lahan Pertanian

16 Oktober 2023   11:22 Diperbarui: 16 Oktober 2023   12:00 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah bertahun-tahun tinggal di Surabaya dan pergi ke tempat suadara di kawasan Sedati, baru aku menyadari ada perubahan yang sangat drastis di sekitar tempat kos saudara saya ini. 

Di tahun 2010, kawasan ini masih banyak yang berupa persawahan dengan rumah yang tidak terlalu banyak, 13 tahun kemudian, Pembangunan sudah sangat pesat sekali. 

Banyak sawah yang sudah berubah fungsi menjadi kawasan industri dan pabrik. Jalanan juga dibangun dengan lebih baik. Nuansa desa yang dulu masih terasa di kawasan ini sudah pudar oleh nuansa perkotaan yang padat, rumah yang semakin sempit dengan jalanan yang semakin ramai.

Perubahan penggunaan lahan ini tentu menjadi concern kita bersama karena berkaitan dengan ketersediaan lahan untuk pertanian. semakin banyak jumlah penduduk, tentu saja kebutuhan lahan untuk tempat tinggal juga semakin besar. 

Kota Surabaya yang sudah sangat penduduknya tentu tidak akan mampu menampung begitu banyak pendatang dalam melakukan urbanisasi. rata-rata orang yang bekerja di Surabaya pasti mencari lokasi tempat tinggal di area Sidoarjo, Gresik, maupun Bangkalan. 

Berdasarkan harian Surya di tahun 2014, terjadi penyusutan lahan pertanian di Sidoarjo seluas 3ha per hari. Jika terus dibiarkan maka akan terjadi krisis pangan karena Sidoarjo merupakan salah satu lumbung padi yang ada di Jawa Timur. 

Di Tahun 2009, terdapat 16000 hektar lahan pertanian namun di tahun 2014 sudah berubah menjadi 12500 hektar. Tentu ini menjadi perhatian bersama agar bisa mendapatkan solusi apa yang perlu dilakukan agar bisa meminimalkan perubahan fungsi lahan yang ada di Sidoarjo.

Ada beberapa cara yang aku pikirkan bisa untuk meminimalkan perubahan fungsi lahan. Pertama, tidak bisa tidak proses pemerataan Pembangunan harus dilakukan. Pembangunan tidak bisa terpaku hanya pada kota-kota besar saja. 

Kota-kota atau daerah yang memiliki potensi untuk berkembang harus mendapatkan dukungan dari pemerintah. Jika pemerataan Pembangunan terjadi, maka peluang terjadinya migrasi ke kawasan padat penduduk seperti Surabaya juga bisa ditekan. 

Penduduk daerah akan terfokus untuk mengembangkan atau mencari pekerjaan hanya di daerah sekitarnya saja. Pulau Jawa Sudah sangat padat sehingga bisa menarik penduduk di luar Pulau Jawa yang masih sedikit penduduknya. Ini merupakan sebuah potensi besar yang perlu dimanfaatkan oleh pemerintah dengan kebijakan yang tepat agar penduduk bisa menyebar ke pulau-pulau lain dan tidak terpaku pada Pulau Jawa saja.

Cara kedua adalah dengan menekan jumlah penduduk. Hal iini merupakan sebuah hal yang sangat penting sekali agar pertumbuhan penduduk bisa ditekan. Jika pertumbuhan penduduk bisa ditekan , maka jumlah pertambahan penduduk tidak akan besar secara signifikan.

Hal ini akan berdampak pada kebutuhan tempat tinggal bisa ditekan karena rata-rata dalam sebuah keluarga hanya terdapat 2 atau maksimal 3 kelahiran saja. Dengan kebutuhan tempat tinggal yang bisa ditekan, maka peluang untuk perubahan fungsi lahan juga bisa ditekan sehingga bisa tetap menjadi lahan pertanian yang produktif.

Cara ketiga yaitu melalui pemerintah harus membuat kebijakan yang bertujuan untuk mencegah alih fungsi lahan dengan cepat. mereka harus membuat aturan-aturan yang ketat apabila ada penduduk yang ingin membangun usaha atau pabrik di tempat lahan pertanian yang produktif sehingga lahan pertanian tetap terjaga.

Selain itu, pemerintah juga perlu semakin banyak membuat rumah susun sederhana. Sekarang adalah zamannya Pembangunan vertikal, bukan lagi horizontal. Penduduk yang sangat besar jika dibiarkn kebijakan Pembangunan horizontal maka akan banyak lahan pertanian yang tergusur dan berubah menjadi kawasan perumahan atau industri. Namun, jika banyak dibangun rumah susun yang cukup tinggi, maka bisa menampung jumlah keluarga. Tentu aka nada plus minus dengan Pembangunan rumah susun ini tapi kita mencoba berpikir positif saja akan hal ini. Bagaimana pendapat kalian?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun