Aku suka sih dengan ide ceritanya, tentang penyelamatan satwa langka dan itu sangat relevan dengan masa sekarang. Bukankah hutan-hutan di Kalimantan mengalami kerusakan parah oleh para pengusaha sawit yang membuka lahan secara besar-besaran. Konflik antara satwa langka dan manusia sangat besar terjadi. Aku rasa mira Lesmana berusaha menyelipkan pesan moral tetang lingkungan hidup di sini. Bedanya di film ini, si Sayu ditangkap untuk dijadikan barang pamer orang kaya, sementara aslinya orang utan pada dibunuh karena tidak ada tempat lagi. Walau hanya sedikit sedikitnya Masyarakat jadi lebih aware dengan masalah lingkungan yang terjadi di Indonesia sekarang ini.
Film ini walau film musical tapi mampu menarik banyak penonton, terutama penonton jadul yang sudah menonton yang pertama. Jarang-jarang kan penonton menyukai film musical di indonesia. jadi kalau aku sih kalau disuruh untuk menilai, yah dari 1-10 aku kasih nilai 7, karena bagiku cukup menghibur walau durasinya terlalu lama dan bisa dipotong. Setidaknya lagu-lagunya enak didengar gitu. Kalau kalian, berapa akan kasih nilai skornya? Silahkan koment di bawah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H