Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Malam Jumat Kliwon

4 Agustus 2023   15:22 Diperbarui: 4 Agustus 2023   15:29 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di film ini juga kayaknya ada sedikit perbedaan bagaimana Suzanna bangkit dari kubur versi lama. Di film ini karena ada semacam iblis yang menggoda Surya untuk membantu menghidupkan Suzanna dengan syarat bayi Suzanna diberikan kepada iblis itu pas di Tengah hutan. Seingatku sih dulu tidak seperti itu, tapi pas adegan ini memang suasananya menyeramkan sih. Di Tengah hutan gelap gulita, Surya yang bucin banget dengan Suzanna dan suara yang tidak keliatan wujudnya menggoda iman Surya untuk bersekutu dengan imbalan nyawa bayi Suzanna. Feelnya dapat banget secara horror hehehehe.

Ada bagian yang aku kemudian bertanya. Saat Suzanna meninggal masak tidak ada satu wargapun yang tahu. Ok, memang Minati menguburkan jenasah Suzanna diam-diam biar tidak ada yang tahu, tapi kayak tidak logis. Ingat, ini setingnya adalah tahun 80an dan kehidupan di desa. Kehidupan di desa masyaratnya sangat terikat erat secara sosial, sehingga kejadian apapun di desa biasanya dengan segera akan langsung tahu. Apalagi ini yang meninggal adalah sosok istri muda seorang tuan tanah kaya di desa, hal yang sangat mustahil tidak ada orang desa yang curiga kalau sosok istri muda tiba-tiba lenyap dari hirup pikuk desa tanpa alasan yang jelas. Di film hanya menjelaskan orang tua Suzanna sudah dibelikan rumah di Surabaya dan diberitahu kalau anaknya meninggal waktu melahirkan, ok sampai disini masih logis. Tapi bagaimana dengan penduduk desa dengan segala kenyinyirannya? Tidak mungkin menutup rapat-rapat kematian seorang istri juragan kaya raya tanpa menimbulkan pertanyaan? Bagian ini menciptakan sebuah lubang pertanyaan yang tidak logis jadinya. Kecuali kalau kondisinya di perkotaan yang masyarakatnya lebih individualis, maka saya sih percaya-percaya saja.

Namun, suasana tahun 80an bagiku masih ok-ok saja , masih terjaga dengan baik, baik dari style baju, rambut maupun motor. Yup, motor maupun mobil yang digunakan berseliweran di film ini menggambarkan kondisi di era itu, jadi ok-ok saja.Alur cerita selama 2 jam lebih bagiku tidak membosankan karena idenya benar-benar runtut dari awal sampai akhir jadi berbagai pertanyaan yang aku sampaikan tadi masih ok lah untuk diabaikan. Ending  film ini justru membuatku berpikir jangan-jangan bisa menciptakan sekuelnya mengingat Suzanna bisa dikalahkan karena ditusuk paku kayu di ubun-ubunnya. Tau sendiri kan legenda sundel bolong atau kuntilanak ya, yang dia berwujud manusia namun bis aberubah menjadi setan jika paku kayu di ubun-ubunnya dilepas. Menarik sih ini untuk ditunggu apakah akan ada kelanjutannya atau tidak.

Acting para pemainnya menurutku ok, baik dari Luna Maya , Achmad Megantara, Tio Pakusadewo maupun Sally Marcelina, mereka mampu menciptakan chemistry yang diharapkan. Apalagi bagian agak aneh sebenarnya adalah antara Megantara dan Luna Maya mengingat selisih usia mereka cukup jauh, namun bisa menciptakan ikatan batin yang kuat di film ini. Kalau saya beri nilai dari 1-10 maka film ini aku beri nilai 7,5 saja. Film ini masih sangat rekomendasi kok, dengan adegan adegan slaser yang di film Susana sebelumnya kayaknya tidak sesadis ini, tapi untuk ukuran film indonesia, slashernya masih bisa dinikmati sih. Bagaimana penilaian kalian? Silahkan komen di bawah ya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun