Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

LGBT sebagai Sebuah Bentuk Penyimpangan dalam Sosiologi

26 Juli 2023   14:43 Diperbarui: 26 Juli 2023   16:09 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih membahas tentang LGBT. Sekarang saya akan lanjut dalam sudut pandang sosiologi (karena saya mengajar sosiologi sih, hehehehe). Nah, bagi masyarakat indonesia, LGBT adalah sebuah bentuk penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat. 

Penyimpangan sendiri adalah sesuatu yang berbeda dalam norma yang sudah disepakati oleh masyarakat. Tidak semua penyimpangan sifatnya negative, ada juga penyimpangan yang sifatnya positif, karena justru bisa membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.

Sebuah contoh bentuk penyimpangan dalam masyarakat misalnya cara berpikir masyarakat jaman dulu yang berpikir bahwa anak perempuan bersekolah itu ngowahi (mengubah adat). Wanita cukup ada di rumah, mengurus rumah dan keluarga.namun, seiring berjalannya waktu, ternyata wanita berpendidikan itu sangat penting karena pengasuhan anak ada di tangan istri. 

Kalau istri berpendidikan tinggi tentu pola pendidikan yang diterima oleh anak di rumah juga akan lebih baik. Belum lagi kalau misal secara keuangan sudah sangat terbatas dan kebutuhan rumah tangga sangat tinggi, maka wanita bisa menjadi penolong yang ikut bekerja mencari nafkah dan akhirnya membantu keuangan keluarga.

Contoh lain, misalnya ada peralatan yang digunakan lebih canggih, maka tentu saja akan berdampak pada perilaku masyarakat. Misalnya saja, sebelum ada peralatan modern, masyarakat bergotong royong dalam mengerjakan sawah. Namun karena ada orang yang berpikir bahwa perlu ditemukan alat yang bisa mengolah sawah dan akhirnya ditemukan tractor. 

Saat awal digunakan, pengguna ini pasti dianggap berperilaku menyimpang karena hanya dia sendiri yang menggunakan tractor, sementara yang lain masih menggunakan sapi atau tenaga manusia, dianggap kurang dalam bergotong royong. 

Namun, seiring berjalannya waktu, ternyata masyarakat juga iingin bergerak dan mengerjakan tugas di sawah lebih cepat sehingga penyimpangan tadi akhirnya dianggap positif bagi kehidupan masyarakat.

Nah, bagaimana dengan LGBT? Mengapa dianggap berperilaku menyimpang bagi masyarakat indonesia? hal ini sangat berkaitan dengan ajaran agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Indonesia. Agama Samawi yaitu islam dan Kristen sangat menentang terhadap ajaran yang berkaitan dengan LGBT. 

Apalagi ending dari kedua agama ini selalu mengaitkan hukuman TUhan terhadap pelaku LGBT dengan kehancuran Sodom dan Gomora. Sementara ajaran agama lain setahuku tidak mengatur secara tegas terhadap perilaku seksual seperti ini. (mungkin yang tahu bisa komen di bawah untuk menambah informasi).

Padahal kalau melihat kultur sebelum menguatnya ajaran samawi, maka ada perilaku-perilaku LGBT yang biasa dilakukan oleh masyarakat dan diterima oleh masyarakat. Contohnya di Jawa Timur dulu ada tradisi gemblak, dimana dalam tradisi ini, para lelaki muda dipelihara oleh para warok di Ponorogo karena ada pantangan bagi para warok untuk tidak berhubungan seksual dengan wanita dalam menjaga kehebatan ilmunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun