Sudah terkurung di rusun, lampu mati, di luar banjir besar. Jalan jalan bermunculan setan setan. Jokan cukup sukses  (bagiku) dalam membuat ketakutan itu, soale aku sering menutup wajahku dengan jaket akibat ketakutan sih. Ada adegan yang terlewatkan bagiku , si anak perempuan yang di datangi 3 roh gadis kecil temannya, itu matinya gimana, soale pas bagian itu aku gak sempat saking takutnya sih hahahahha
Isu isu saat itu juga dimunculkan sih, yaitu isu petrus alias penembak misterius yang terjadi sejak tahun 1981 dengan korban para pria bertato. Dan isu ini tidak hanya sekedar lewat namun juga dikaitkan langsung dengan tokoh utamanya. Kukira isu itu Cuma lewat saja ternyata bisa nyambung dengan isi film.
Hal yang tidak kuduga justru bapak punya kaitan kuat dengan pengabdi setan itu sendiri. Kukira kalau yang menjadi pengikut sekte itu hanya si ibu, ternyata si bapak juga terlibat di dalamnya dan justru untuk memutus rantai korban keluarganya, dia harus melakukan hal lain yang menurutku justru lebih kejam daripada sekadar mengorbankan ketiga anaknya yang lain.
Adegan bikin greget adalah dengan kemunculan Ian lagi di salah satu kamar yang menjadi penghubung ke lantai paling atas rusun itu. Rini malah terang-terangan berusaha menyelamatkan Ian, sementara Toni dan Boni tidak mau karena tahu dia anak setan.Â
Disini aku langsung bilang ohhhh wanita, perasaannya sangat bermain disini walau tidak bisa dilogika. Padahal jelas jelas ian sudah dibawa ma gerombolan pocong bertahun-tahun lalu kok masih ingin ditolong, dan terbukti Ian juga yang berusaha untuk membunuh mereka satu persatu dengan cara yang kejam.
Pada saat adegan pembantaian sesi terakhir, muncullah pak wartawan itu yang menolong mereka dengan menembak nembak gitu. Nah, masalahnya pas adegan menembak itu, aku Cuma mikir, itu menembak siapa? Wong jelas-jelas itu setan semua, beda kasus dengan saat dia mengeluarkan alat aneh yang diarahkan ke ibu, maka itu logis, bisa jadi itu adalah alat magic gitu.Â
Atau mungkin itu senjata api sudah dikasih air suci ala-ala katolik atau peluru perak ala ala film drakula kali ya, hahahaha.
Kemunculan Ratu Felisha di sini benar-benar joss banget. Aku suka aktingnya sebagai cewek seksi namun tidak seperti di film-film sebelumnya yang hanya mengumbar keseksian belaka, disini aktingnya benar-benar dapat. Pas adegan sebelum dan saat salat itu paling mengenang , bagaimana dia ketakutan sementara di sekitarnya setan semua. Semoga mbak ratu Felisha kembali main di film film yang bagus.
Adegan pak ustad aku mikir, pak ustad apakah akan menjadi tokoh pemenang disini seperti film film hidayah atau dia akan kalah. Kalau dia diposisikan kalah, bagaimana ya, respon dari para penonton yang sudah terbiasa menganggap bahwa sosok pemuka agama harus jadi pemenang saat melawan setan?Â
Kalau menang ya , bisa jadi justru itulah yang diharapkan banyak penonton Indonesia saat ini. Dan ternyata alur cerita tidak seperti yang diharapkan Sebagian besar penonton terkait keberadaan pak ustad ini. Hmmm setan jadi pemenangnya deh.
Jika di film sebelumnya, waktunya bisa berhari-hari terror yang disajikan oleh ibu , maka di film ini terornya benar-benar sehari suntuk, dari siangnya  (atau sore) saat adegan kecelakaan maut lift, malamnya langsung terror disertai hujan badai dan banjir. kita seperti tidak dibiarkan untuk bernafas sih menurutku tapi ya masih ok lah, toh aku juga menikmatinya hehehehe.