Seringkali kita mendengar atau membaca bahwa pohon sangat penting bagi kehidupan kita karena sumber oksigen bagi kehidupan manusia. Pohon mengolah karbon yang diserap bersama sama dengan sinar matahari melalui proses fotosintesis dan menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan bagi manusia dan makhluk hidup lain. Pertanyaannya, betulkah itu? Betulkah bahwa Pohon merupakan satu-satunya penghasil oksigen yang sangat dibutuhkan manusia?
Jawabnya adalah tidak. Bukan pohon yang menghasilkan banyak oksigen bagi bumi, namun fitoplankton. Loh, kok bisa?
Nah, berikut penjelasannya (jujur, aku saja baru tahu hal ini saat sudah dewasa, sementara pas masih sekolah dulu hanya berpikir bahwa pohonlah yang menghasilkan oksigen sehingga harus banyak menanam pohon dan menjaga kelestarian hutan hehehe):
Fitoplankton merupakan mikroalga yang memiliki klorofil dengan tersebar di seluruh permukaan lautan.
Tentu kita tahu bahwa luas lautan lebih besar dibanding daratan dengan perbandingan 70:30, artinya 70% merupakan luas lautan dan 30% daratan.
Nah, karena lautan memiliki luas yang lebih besar, otomatis jumlah fitoplankton ini juga jauh lebih banyak daripada jumlah pohon yang ada di daratan.
Karena mereka lebih banyak, tentu saja mereka menghasilkan oksigen lebih besar daripada pohon. Permukaan laut ini tidak hanya di Kawasan tropis saja lho, tapi di seluruh permukaan bumi jadi bisa di kutub juga.
Fitoplankton ini merupakan produsen dan berada dalam rantai makanan yang paling bawah. Hal ini mengakibatkan keberadaan mereka sangat diperlukan bagi keberlangsungan organisme lain.
Mikroalga ini harus selalu ada di permukaan laut atau danau karena mereka membutuhkan sinar matahari dalam proses fotosintesis mereka.
Nah, selain sinar matahari, proses fotosintesis juga membutuhkan karbondioksida. Kemampuan fitoplankton ini dalam mengikat karbondioksia di atmosfer setara dengan kemampuan pohon di darat dalam mengikat karbondioksia.
Tentu saja ini berdampak keberadaan fitoplankton memiliki peran besar dalam pengendali iklim global, jadi bukan Cuma pohon maupun hutan saja ya teman-teman.
Nah, karena fitoplankton itu memiliki peran besar, maka boleh dunk kalau pertumbuhannya harus diperbanyak dengan cepat agar hasil oksigen juga lebih banyak?
Jawabannya adalah TIDAK BOLEH. Loh, kok bisa?
Ya, karena pertumbuhan alga yang terlalu cepat justru akan membawa dampak negative bagi lingkungan, Â kakak. Bayangkan saja, jumlahnya tidak terkendali, padahal mereka sebagai makhluk hidup pada suatu saat mati jika yang mati terlalu banyakkkk, tentu saja akan terjadi proses pembusukan di perairan.
Masalahnya, dalam proses pembusukan ini, bakteri akan menggunakan oksigen untuk merombak biomassa dari fitoplankton ini sehingga berdampak perairan kekurangan oksigen. Jika kekurangan oksigen itu sudah parah maka akan berkembang menjadi kehabisan oksigen alias anoksia kalau bahasa kerennya, hehehehe.
Kalau perairan itu sudah kekurangan atau kehabisan oksigen, maka organisme yang hidup di perairan itu akan mati mendadak, baik yang ada di permukaan maupun yang ada di dasar perairan.
Selain itu jenis fitoplankton itu juga banyak. Jenis yang baik yang bisa dimakan organisme hidup lain, saat kekurangan oksigen bisa digantikan oleh jenis-jenis yang berbahaya dan beracun untuk lingkungan.
Oke, jadi pertumbuhan yang terlalu itu berdampak buruk, maka yang kita lakukan adalah menjaga keseimbangan fitoplankton itu sendiri di lingkungan.
Tentu saja ada banyak caranya, hal yang paling sederhana adalah dengan mengurangi jumlah pencemaran nutrient seperti nitrogen dan fosfat ke perairan.
Kalau di pelajaran itu paling mudah adalah aktivitas pertanian misalnya pupuk kan kalau terlalu banyak digunakan maka akan terbawa oleh air.
Jika terlalu banyak nutrient ini, dari beragam jenis fitoplankton akan bergerak cepat, mana yang paling cepat berkembang. Jika yang berkembang cepat adalah yang bersifat merugikan, maka ya akan menimbulkan efek berantai dan berdampak negative bagi ekosistem.
Selain itu, aktivitas perikanan yang berlebihan juga akan berdampak pada perkembangan fitoplankton.
Bayangkan saja, fitoplankton sebagai rantai makanan paling dasar dalam rantai makanan, nah, ikan-ikan di atasnya yang harusnya mengkonsumsi fitoplankton banyak yang ditangkap, tentu saja pertumbuhan fitoplankton akan berkembang cepat karena tidak ada pemangsa.
Nah, nanti balik lagi, pertumbuhan yang terlalu cepat akan berdampak pada ekosistem. Belum lagi jenis perikanan budidaya juga bisa berdampak pada perkembangan fitoplankton.
Hal ini disebabkan sisa pakan yang menumpuk di dalam tambak otomatis memperkaya nutrient di perairan, nanti balik lagi akan mengakibatkan perkembangan fitoplankton tidak terkendali, hal yang harus dijaga kan.
Namun, pertumbuhan fitoplankton secara alami biasanya mengalami perkembangan pesat saat memasuki musim semi.
Hal ini dikarenakan saat itu nutrisi dan cahaya matahari tersedia dengan baik (ini hanya berlaku pada Kawasan yang memiliki empat musim ya, kalau bagi Kawasan tropis ya tidak ada efek berarti karena hanya ada dua musim saja hehehe)
Nah, apakah karena fitoplankton menghasilkan sekitar 80-85% Â oksigen di bumi dan pohon di daratan hanya menghasilkan sekitar 20% oksigen, maka kita perlu membiarkan penebangan hutan tidak terkendali di daratan?
Ya tidak juga, karena peran pohon tidak hanya sebagai penghasil oksigen, namun juga memiliki peran lain yang diperlukan oleh manusia, yang akan saya bahas di tulisan lain, hehehe, jadi sabar dulu ya, hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H