Ada yang sudah melihat film Garapan Hanung Bramantyo berjudul Gatotkaca? Saya menontonnya di hari minggu kemarin karena penasaran aja dengan filmnya seperti apa. Kalau melihat trailernya sih cukup menjanjikan, namun trailer kan bisa menipu. Apalagi beberapa review mengatakan sesuatu yang intinya gak cukup bagus lah. Berhubung saya tipikal orang yang berusaha mendukung film Indonesia dengan menonton di bioskop, maka ya sudah, saya putuskan untuk melihat saja di Delta Surabaya.
OK, langsung saja jalan ceritanya adalah Sosok Yuda yang hidupnya hanya bersama dengan Ibunya yang bernama Arimbi tinggal di semacam kontrakan dan tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Yah,s erabutan gitu lah. Ibunya kayak orang gila sehingga sering mengganggu ketenangan para tetangga kanan kirinya. Ibunya jadi gila karena teringat masa lalu saat diserang oleh sekelompok orang yang mencoba untuk merampas benda sakti brajamusti namun mengakibatkan keluarganya tewas terbunuh.Sementara dia punya teman bernama Erlangga yang selalu membantunya. Mereka tinggal di Kota hastinapura. Nah, di Kota ini, sering sekali ada kasus kematian orang-orang yang bisa dibilang cerdas.
Pada saat wisuda Erlangga, Erlangga tiba-tiba terbunuh di depan banyak orang. For your information, Erlangga merupakan lulusan terbaik universitas tersebut. Yudha akhirnya banyak mendapatkan informasi dari Prof. Arya, ayah Agni, bahwa semua kekacauan yang terjadi di Hastinapura merupakan ulah dari Kurawa. Yudha berusaha sekuat tenaga untuk menghancurkan Aswatama dan para keturunan Kurawa. Dengan menggunakan benda sakti warisan orang tuanya, maka Yudha mampu mengubah dirinya menjadi gatotkaca.
Pas melihat film ini, ada pertanyaan yang janggal dan membuat saya jadi kayak mau omong, loh kok gini sih, dan susah untuk bisa bener-bener suka. Misalkan pas adegan Arya menjelaskan bahwa sekarang ini masih ada gen keturunan Kurawa dan Pandawa yang terus ada. Kurawa memiliki ciri , mengambil, merusak, sementara gen Pandawa merupakan gen yang sifatnya baik. Masalahnya adalah pada saat penjelasan dan ada silsilahnya disitu (walau sekilas) disitu ada silsilah Nabi Adam segala. Yah, nabi Adam kan untuk pengikut agama samawi, kok bisa disambungkan dengan Pandawa yang jelas-jelas itu berasal dari kultur Hindu dari India. Jadi kayak dipaksakan aja sih dan itu saya langsung bikin ngedrop hehehe.
Kemudian bagian orang-orang yang meninggal karena korban kekejaman gen Kurawa. Kenapa begitu korban meninggal maka jenasahnya langsung berubah menjadi hitam dan kayak tengkorak saja (bingung omongnya gimana, intinya tidak kayak orang yang baru meninggal). Kenapa tidak dibuat orang tewas terbunuh gitu aja tanpa harus berubah bentuk tubuhnya seperti alien  alien gitu. Itu yang bikin saya penasaran, mengapa Hanung harus membuat tokohnya mati dengan wujud seperti itu.
Kemudian iklannya itu bener bener deh, ada yang iklannya masih ok lah bisa diterima, tapia da yang iklan sponsornya terlalu kelihatan banget dan jedanya cukup lama jadi kayak gimana, begitu produknya kelihatan jelas banget maka langsung spontan berkata, "lah, kok iklannya gini amat ya." Tapi ya mungkin itu karena permintaan sponsor biar produknya terlihat jelas. Mungkin mikirnya, produk harus jelas. Semakin jelas suatu produk, maka penonton makin mudah dalam menotice produk itu. Padahal bagi saya sih, yang Namanya produk itu justru harus dibuat sekelebatan namun mengena jadi alam bawah sadar penonton menerima adegan itu tanpa harus langsung kepikiran itu sedang ada iklan lewat.
Yah, Namanya film itu butuh sponsor besar soalnya, sementara film jenis ini merupakan film yang budgetnya harus besar. Itupun hasil CGI nya jangan pernah dibandingkan dengan buatan Hollywood ya, bisa makan ati nanti, hahahahaha. Namun menurut saya sih, untuk CGI masih ok ok saja sih (mungkin karena sejak awal ekspektasi saya memang tidak besar jadi bisa menerima kekurangan yang ada).
Di tengah -tengah film yang tensinya sedang naik, tiba-tiba muncullah gareng petruk bagong semar alias punakawan. Punakawan muncul untuk mencairkan suasana dengan dagelan mereka. Mungkin bagi yang tidak pernah mengikuti wayang, pasti akan ilfil, lah ini kok tiba-tiba ada punakawan yang ngelawak it uterus hubungan dengan jalan ceritanya apa? Namun bagi yang sudah pernah melihat wayang pasti tidak akan kaget bahwa punakawan muncul di tengah-tengah konflik jalan cerita dengan tujuan untuk mencairkan suasana dan bikin kita ketawa. Pakem ini sepertinya juga digunakan oleh Hanung dalam menempatkan sosok punakawan di tengah-tengah jalan cerita.
Para pemainnya banyak yang kayak bule sih, misalnya risky nazar sebagai Gatotkaca, Jerome Kurnia sebagai Erlangga, Omar Daniel sebagai Dananjaya, Yasmin Napper sebagai Yudha. Tapi bagi saya sih ok ok aja, Namanya film ya harus menggunakan pemain yang good looking serta dikenal oleh masyarakat. Selain itu beberapa tokoh malah jatuhnya kayak orang India lho, misalnya Dananjaya. Saya selalu teringat film film india sih jadinya heheheheh.
Mengenai jalan ceritanya, begitu Erlangga terbunuh entah firasat saya mengatakan bahwa sosok jahat yang menjadi pendukung Aswatama pastilah si A, eh ternyata memang benar yaitu si A. polanya mungkin gampang ditebak kayaknya, hehehehehe. Tapi aku masih bingung mengapa orang-orang pintar di Hastinapur aitu harus tewas dan bagaimana cara orang-orang ini digunakan untuk memperkuat Aswatama. Maksudku gini, orang yang tewas itu kayak diambil rohnya atau auranya atau apalah itu yang kemudian disimpan di suatu  wadah dan akan diberikan kepada Aswatama untuk diserap, ditelan atau sejenisnya tapi sepanjang film aku tidak menemukan adegan itu, atau aku yang kelewatan bagian seperti itu?