Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Peringatan Upacara Kemerdekaan RI: Waspada Penjajahan di Era Modern

17 Agustus 2021   10:43 Diperbarui: 17 Agustus 2021   10:51 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi upacara bendera dari istana negara

MERDEKA, itulah awalan yang saya katakan di hari kemerdekaan RI ini. Sambil menunggu upacara bendera seperti tahun-tahun sebelumnya dengan para murid, saya igin membahas tentang makna upacara bendera peringatan kemerdekaan RI yang ke 76 tahun ini.

Tentu kita tahu bagaimana para pahlawan berjuang demi tegaknya bendera merah putih. Puncak dari perjuangan RI adalah dengan diproklamasikannya kemerdekaan RI oleh Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Itupun juga karena desakan yang sangat kuat dari golongan muda sampai dua tokoh ini harus diculik ke Rengasdengklok.

Eit, saya tidak akan membahas sejarah , biarlah ahli sejarah maupun guru sejarah yang akan membahas lebih detail mengenai detik-detik proklamasi kemerdekaan RI. Saya justru membahas hal lain terkait dengan kemerdekaan RI. Betul bahwa secara fisik, kita sudah terbebas dari penjajahan. Negara kita secara wilayah tidak lagi dikuasai oleh negara Belanda maupun Jepang. Tapi, zaman terus bergerak. Makna penjajahan tentu tidak lagi bisa disamakan dengan yang dulu. Kalau ada negara yang berani menyerang ngara lain untuk ekspansi, bisa diembargo sama PBB dunk, misalnya seperti Irak waktu invasi ke Kuwait, hehehe.

Penjajahan bisa bergerak di berbagai bidang, bisa itu secara ekonomi, politik, maupun budaya. Saat kita dikuasai oleh negara lain secara budaya maupun ekonomi, bagi saya itu sudah menjadi suatu ancaman dan penjajahan gaya baru. Orang-orang generasi tua sibuk fokus lepas pada penjajahan secara fisik padahal sekarang yang ditakutkan justru penjajahan gaya baru yang justru menurut saya lebih berbahaya.

Secara politik, sudahkah kita bisa berdiri tegak dengan diri kita? Atau pemerintah kita melakukan suatu kebijakan karena disetir oleh negara kuat? Kalau kita tidak mampu mengambil keputusan sendiri dan cenderung hanya mengikuti keinginan negara besar, itu sudah termasuk sebagai penjajahan di era politik. Teorinya sih bebas aktif, tapi kalau ternyata kita tidak mampu mengambil keputusan yangterbaik demi nnegara kita hanya karena kita mendapat tekanan dari negara luar ya sama juga bohong.

Penjajahan secara politik tidak akan bisa dilepaskan dari sisi ekonomi. Untuk bisa menancapkan kuku ekonomi dengan sangat dalam, mau tidak mau harus memengaruhi penguasa elit politik tanah air kan. Sejarah sudah membuktikan bagaimana Sukarno memiliki kedekatan dengan Uni Soviet dan terakhir Tiongkok ,akhirnya harus tersingkir digantikan oleh Suharto dengan mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat.Butuh waktu lama bagi Indonesia untuk Kembali memulihkan hubungan dengan Tiongkok dengan nota peresmian tanggal 8 Agustus 1990.

Selama Orde Baru (Orba) berkuasa, posisi Amerika serikat menjadi sangat kuat. Berbagai investasi dari negara paman Sam masuk dengan lebih mudah. Tentu kita tidak bisa menutup mata bagaimana Freeport mampu masuk dan menambang emas di Papua pada era Orba ini. Indonesia juga mulai terlilit pinjaman dengan negara-negara maju. Kalau sekadar terlilit sih gak masalah, tapi tentu saja yang Namanya terlilit ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Indonesia harus mau untuk didikte oleh Amerika terhadap suatu kebijakan. Tentu kebijakan itu dibuat untuk menguntungkan negara besar. Nah, apakah kita tutup mata dengan hal ini?

Belum lagi secara budaya dan ideologi. Berbagai ideologi dan budaya baru masuk ke Indonesia. Kalau dalam Pelajaran PKN, hal ini perlu untuk diwaspadai, kalau sampai mendominasi kehidupan Indonesia maka itu sudah menjajah. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia perlu untuk diwaspadai. Mulai hanya sekadar masuknya budaya Pop Korea yang sangat kuat (jangan sekali-kali musuhan dengan fans K-Pop, bisa hancur nanti hahaha), budaya Jepang (banyak sekali komunitas penggemar budaya Korea), maupun budaya dari Timur Tengah. Hanya saja kalau masyarakat Indonesia cenderung menerima budaya dari Timur tengah secara bulat-bulat karena cenderung dianggap suatu kebenaran karena merupakan asal dari agama Islam (walau tidak semua lho). Sangat berbeda kalau dari budaya lain, entah Jepang, Korea, Tiongkok, bahkan amerika akan sangat ditentang mati-matian.

Penjajahan dari berbagai bidang ini kalau dibiarkan tanpa disikapi akan mengancam integrasi nasional (materinya PPKN banget ya wkwkwkwkw) secara teori , ancaman di bidang ekonomi, politik, budaya, ideologi , maupun pertahanan keamanan seolah-olah berdiri sendiri, tapi faktanya bisa saling berkaitan soalnya.

Misalnya saja gejala westernisasi (sebenarnya saya gak setuju kalau ini yang dijadikan contoh karena ada contoh lain yang lebih bagus tapi saya takut menulisnya , takut menyingggung hahaha). Saat Amerika berusaha menguasai ekonomi Indonesia, maka mereka pasti akan melalukan lobi-lobi politik agar tujuan mereka bisa berjalan dengan mulus. Saat tujuan bisa mulus, berbagai produk-produk dari Amerika akan masuk dengan mudah. Bagaimana dengan produk dalam negeri? Nah, Amerika (atau negara manapun terserahlah yang intinya negara maju) akan menggunakan orang-orang yang prod engan mereka di pemerintahan untuk menjegal mereka. Entah kebijakan apapun itu.

Tentu kita masih ingat saat Dahlan Iskan berusaha untuk mengembangkan mobil listrik , tapi dengan berbagai cara akhirnya rencana Dahlan Iskan gagal. Kita lebih suka untuk mengimpor daripada berusaha untuk mengembangkan sendiri. Kalau harus didukung gimana?ya mudah, diizinkan untuk dikembangkan tapi harus dipersulit. Yang boleh beredar di pasaran haruslah produk yang memiliki kualitas seperti di eropa maupun amerika. Lah, padahal namanya saja baru dikembangkan otomatis tidak mungkin bisa disamakan dengan negara maju yang jauh lebih dulu sudah mengembangkan produk serupa (misalnya ya produk otomotif)

Belum lagi serbuan produk seni yang otomatis akan memengaruhi masyarakat, mulai dari film, musik dan lain-lain. Film bukan hanya sekadar hiburan, tapi didalamnya juga membawa ideologi  dan gaya hidup. Sekadar kekerasan atau gaya hidup bebas yang ditontonkan di film-film saja, bisa dengan mudah ditiru oleh masyarakat, terutama generasi muda. Budaya yang dipertontonkan melalui televisi, film , kalau tidak berhati-hati akan menjadi budaya baru yang diikuti oleh masyarakat Indonesia. Hal yang terlihat sepele namun berefek besar untuk jangka panjang.

Belum lagi kalau kekayaan alam di Indonesia yang begitu besar dengan wilayah berupa kepulauan. Itu bisa membuat negara negara maju dan besar tadi berusaha untuk memecah belah wilayah Indonesia. Caranya gimana? Ya secara diam-diam mendukung adanya pemberontakan daerah. Negara-negara maju tadi pasti sudah bekerjasama dengan para pemimpin pemberontakan, dan pasti sudah ada perjanjian apa yang bakal mereka dapat seandainya perjuangan mereka berhasil. Tentu saja kalau yang Namanya pemberontakan itu di depan adalah atas nama rakyat, padahal aslinya? Kita tidak tahu akan hal itu.Hal ini berarti sudah termasuk ancaman di bidang pertahanan dan keamanan.

Nah, apakah kita berarti harus anti dengan negara-negara asing dan maju tadi? Tentu saja tidak, namun, kita perlu berhati-hati dengan setiap upaya dari negara besar untuk menanamkan pengaruhnya ke dalam negeri. Pengaruh yang tentunya akan membuat negara kita menjadi negara boneka kalau akhirnya kita tunduk pada negara tersebut. Suatu fakta bahwa banyak negara yang berusaha menanamkan pengaruhnya dengan kuat di Indonesia. Maka di hari kemerdekaan hendaklah kita bisa refleksi akan perjuangan bangsa ini di zaman modern. MERDEKAAAAA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun