Saya sudah berenang tapi durasinya hanya seminggu sekali dan juga tidak lama. Karena tidak ada perubahan, saya direkomendasikan ke Kediri ke pengobatan alternative di Kediri (namanya lupa, tapi terkenal, dulunya pemijat untuk atlet atlet sepakbola, beliau juga memiliki tempat pemancingan). Selesai diterapi (gak sampai 5 menit, ) memang lebih enakan, tapi sehari kemudian rasa sakit itu berangsur angsur muncul. Dan Saya putuskan untuk kembali lagi ke Kediri untuk melakukan pengobatan (saya dari Surabaya ke Kediri naik sepeda motor lho, sambil menahan rasa sakit yang luar biasa hahaha). Oleh bapak terapi itu, beliau juga mengatakan hal yang sama, bahwa saya harus banyak berenang. Saya menambah frekuensi berenang saya tidak hanya seminggu sekali tapi dua kali kalau saya sempat. saya dua kali ke Kediri dengan waktu selisih 2 minggunan, dan selalu hanya sembuh sebentar saja. Akhirnya saya berpindah ke teman saya di Tulungagung (beliau juga seorang pemijat) tapi situasinya sama, hanya enakan sesudah dipijat saja.
Di bulan oktober 2017 , durasi renang saya tambah 2 kali seminggu tapi sepertinya tidak ada perubahan. Setiap renang baik sewaktu renang maupun sesudah renang, saya merasakan sakit yang luar biasa sewaktu renang. Saya abaikan factor itu, kalaupun makin parah, memang harus operasi ya sudah operasi. Saya mulai banyak mencari informasi tentang operasi HNP seperti apa dan risikonya bagaimana. Saya mulai melihat banyak gerakan /stretching untuk HNP di youtube.
Latihan peregangan yang saya dapat dari youtube itu mulai saya praktikkan. Katanya sih kalau dilakukan rutin tiga hari empat hari bakal sembuh tapi saya melakukan itu lebih dari dua minggu tidak ada perubahan. Saya banyak mengkoleksi video video youtube untuk menyembuhkan HNP, baik dari dalam maupun luar negeri. Pola gerakannya sama tapi ya rasanya seperti buang-buang waktu saja. Selama bulan September dan Oktober saya benar benar ketergantungan dengan obat pereda nyeri (nama obatnya ada kata diklofenak gitu, tapi murah banget sih, maklum pake BPJS jadi yang diberikan dulu waktu di faskes ya obat yang murah,  terus akhirnya saya beli sendiri deh tanpa resep dokter hehehe) pada puncak sakit sakit, saya pernah minum obat Diklofenak sehari sampai 4 kali. Padahal di resep sebelumnya, obat pereda nyeri itu hanya boleh diminum  maks 3 kali  dalam sehari, itu juga atas rekomendasi dokter. Itu pun tidak banyak membantu.
Selama bulan September Oktober saya mulai banyak bolos kerja atau terlambat. Setiap pagi merupakan siksaan terbesar bagi saya karena begitu bangun sudah tidak bisa berdiri, yang ada hanya rasa sakit saja. Saya minum obat pereda nyeri (diklofenak) minum jam 6 pagi, maka rasa sakit baru akan hilang sesudah jam 8 atau 9 pagi sehingga sering terlambat karena saya nunggu sakitnya reda dulu.
Saya mulai focus pada video terapi Kang Abay, dan juga terapi BMCA (anda bisa cari di youtube) . Saya mencari tahu tentang pengobatan BMCA di Surabaya, dan bulan Oktober/Nopember saya putuskan untuk ke pengobatan BMCA di Surabaya. Saya terapi seminggu sekali selama 2 minggu saja. Saya merasa tidak ada perkembangan berarti (selain juga factor biaya sih hehehehe ujung-ujungnya semua berkaitan dengan biaya dan uang tabungan yang terkuras ) maka saya beralih ke pengobatan tradisional lain rekomendasi dari ibu kost saya . Saya dua kali di tempat tersebut yang berada di Royal Plasa. Tapi saya hanya tiga kali saja pijat di tempat tersebut dalam waktu dua minggu karena factor biaya juga (sekali pijat 200 ribu bos, duit darimana hahaha)
Selama saya browsing browsing internet, saya membaca artikel yang menyatakan orang yang terkena HNP memang harus siap siap tamasya wisata kesehatan. Mulai dari nyoba terapi ABCD , hal yang akhirnya saya lakukan. Total kalau pengobatan tradisional maka saya sudah melakukan 7 tempat yang berbeda untuk penyembuhan hehehe. Tapi dari semua artikel yang saya baca disitu , saya ambil kesimpulan bahwa penyembuhan HNP adalah mustahil kalau Cuma mengandalkan dari orang lain (pemijat) tanpa keterlibatan kita, maka dalam artikel tersebut selalu disarankan kita juga proaktif untuk sembuh dengan melakukan latihan latihan peregangan sendiri. Akhirnya saya putuskan untuk tidak nyoba nyoba lagi pengobatan alternative (yah, saya capek dengan berbagai pengobatan tradisional dan besarnya biaya yang harus saya keluarkan).
Saya ulang nonton video terapi Kang Abay maupun BMCA dan saya selalu praktikkan setiap saat. Menurut Kang Abay (saya melakukan chat japri di media sosialnya) dalam sebulan saja rutin melakukan latihan maka akan ada perubahan. Oh iya, semua terapi tradisional yang saya lakukan itu selalu merekomendasikan bahwa operasi merupakan pilihan paling akhir kalau memang harus dilakukan karena tingkat kegagalan yang tinggi (bukan berarti dokter tidak bagus lo, hanya saja mungkin memang belum diijinkan sembuh saja melalui jalan medis).
Saya melakukan excercise sebanyak mungkin dalam satu hari, terutama pas lagi sakit sakitnya . Obat diklofenak mulai saya kurangi. Kalau sakitnya pas lagi parah banget baru saya minum, tapi kalau sakitnya masih bisa di tahan dan tidak sedang dalam pekerjaan berat maka tidak saya minum karena saya kuatir dengan organ dalam saya mengingat saya tiap hari minum obat diklofenak ini. Meminum obat diklofenak ini bisa merusak ginjal/hati dalam jangka panjang makanya tidak boleh terlalu sering minum obat ini.
Saya juga sering curi waktu di siang hari keluar kantor untuk berenang (saya berenang di KODAM Surabaya, habis murah sih Cuma 17 ribu saja di kolam renang lama). Dan durasi renang saya tambah lagi menjadi 3 kali seminggu dan karena itu pas sakit sakitnya saya renang dengan durasi hampir dua jam, saya selalu pakai 30 menit pertama untuk jalan maju mundur , menyamping dengan ketinggian air kolam  seleher hingga menutupi mulut (ketinggian air jangan sampai terlalu rendah karena tujuannya agar seluruh tulang belakang ada di dalam air). Awalnya sih hanya 15 menit (anda bisa cari di youtube, saya dapatkan di youtube juga untuk latihan jalan ini) tapi makin lama saya tambah durasinya hingga 45 menit hanya untuk jalan jalan saja di dalam air, kemudian baru saya pakai untuk renang gaya bebas dan punggung minimal 45 menit.
Penjaga kolam renang (apa ya istilahnya?) karena sering melihat saya renang bertanya kenapa banyak renang kemudian saya ceritakan masalah saya. Ternyata pak penjaga renang ini sering menangani orang orang yang terkena HNP dan membantu terapi untuk penderita itu (lewat renang tentunya). Beliau cerita keberhasilan latihan yang dilakukan di bawah arahannya dari orang orang yag diajarinya untuk berenang. Pada intinya beliau menyarankan (sama seperti terapi terapis ) bahwa hindari operasi kalau benar benar tidak sangat mendesak. Asalkan focus pada renang saja maka itu akan sembuh. Hanya saja menurut beliau (saya lupa namanya) maka yang namanya barang rusak tidak akan pernah sembuh sediakala, begitu juga tulang belakang ini dengan rutin berenang maka kesembuhannya hanya 80 persen. Tapi yang terpenting bisa dipakai untuk aktivitas, namun ya aktivitasnya harus benar benar dijaga agar tidak kambuh.
Saya makin meningkatkan durasi renang 3-4 kali dalam seminggu di bulan Nopember itu. Apakah keadaan sudah membaik? Saya tidak tahu dan sudah lupa. Yang jelas saya mulai mengurangi konsumsi obat diklofenak dan makin memperbanyak latihan peregangan senam yang saya dapat di youtube. Tidak hanya sekali sehari tapi berkali kali dalam sehari kala saya sedang longgar waktunya. Hal ini terutama kalau saya sedang liat film, hehehe jadi sambil liat film di laptop sambil peregangan, daripada liat laptop diam saja mending sambil dipakai untuk peregangan, cari gerakan yang bisa dilakukan sambil liat layar hehehehe.