Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Secret Superstar", Kala Usaha Meraih Mimpi Tercapai

15 Juni 2020   21:01 Diperbarui: 15 Juni 2020   21:29 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam budaya yang digambarkan disitu, mereka tidak menginginkan anak perempuan, sehingga Najma harus melarikan dari rumah sakit agar tidak jadi mengaborsi anaknya karena anak perempuan dianggap sebagai beban.

Di india, masyarakat banyak yang menganggap bahwa memiliki anak perempuan itu dianggap sebagai beban. Apalagi disana kalau anak perempuan memiliki anak haruslah memberi mas kawin. Ada banyak kasus bagaimana seorang menantu dianiaya oleh keluarga laki-laki apabila keluarga menantunya tidak bisa memberikan mas kawin sebesar yang diminta oleh pihak laki-laki.

Insu sebagai remaja berusia 14 tahun semakin ketakutan dengan nasib hidupnya kala ayahnya akan membawa mereka bekerja di Arab Saudi membawa seluruh keluarganya dan akan menikahkan Insu dengan anak dari teman Farookh. Yah, perjodohan untuk memudahkan karir Farookh di perusahaannya bekerja . Suatu protes dilakukan oleh Insu bahwa dia tidak mau bernasib sama seperti ibunya.

Oh iya, ada suatu hal paradoks disini  kala Farookh menginginkan anak gadisnya agar berpendidikan tinggi supaya nilainya menjadi tinggi (atau tidak akan laku) tapi disisi lain dia berencana menikahkan anaknya di usia masih remaja untuk kepentingannya.

Karakter Najma disini menurutku sukses mencuri perhatian. Di satu sisi dia digambarkan sebagai wanita yang bodoh, kekanak-kanakan, wanita penurut dan selalu takut terhadap suami (hal yang membuat insu kadang kala membencinya) sementara di akhir film Najma berani membuat keputusan besar yang tidak diduga oleh suaminya.

Disisi lain, kita sebagai penonton seperti diarahkan untuk sulit membenci tokoh Farookh. Bagaimana dia harus menikah dengan Najma di usia muda, menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga, serta jam kerja yang sangat panjang (selalu digambarkan pulang larut malam). Situasi yang membuatnya menjadi keras dan uring-uringan akan sesuatu hal yang sepele. Belum lagi kalau dia berhasil kerja di Riyadh, pasti dia akan bekerja 11 bulan disana dan hanya 1 bulan ada di India. Ada suatu dialog yang menurutku menggambarkan bagaimana dia menyesal menikahi Najma karena Najma adalah wanita bodoh dan dia tidak berdaya serta terjebak dengan perjodohan di masa mudanya. Yah, sosok laki-laki yang depresi dan akhirnya melampiaskan amarahnya di rumahnya.

Film ini bercerita tentang mimpi yang harus dimiliki oleh semua orang, dan usaha yang dilakukan untuk meraih mimpi itu. Ada adegan dimana Insu merasa mimpinya sudah akan kandas kala ayahnya meminta dia menghancurkan laptopnya (sesudah ayahnya juga menghancurkan gitarnya).

Kisah cinta yang di dalam film ini juga digambarkan secara ringan khas anak remaja tapi dengan nuansa yang gimana ya, bagus sih lucu dan enak untuk ditonton. Hal lucu yang dilakukan chitan demi menarik perhatian Insu, termasuk membantu Insu menyelinap keluar sekolah untuk pergi ke Mumbai untuk beremu dengan Shakti Kumar dan rekaman lagu di sana. Saya pastikan kalian tidak akan menyesal dengan menonton film ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun