Mohon tunggu...
Juan Anthonio Salas
Juan Anthonio Salas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang pencinta tulisan, gunung dan senja serta kopi, menikmati hidup dengan cara tersendiri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja dan Kamu

10 November 2022   01:10 Diperbarui: 10 November 2022   01:19 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja, senja merupakan sebuah energi positif bagi setiap orang yang melihatnya 

Senja memberikan rasa tersendiri terhadap sukma dan raga 

Senja menyimpan segala misteri yang terhinggap di dalam cakrawala jingganya 

Senja merupakan penutup langit yang paling menakjubkan

Ketika aku menyaksikan senja datang, dalam hatiku berkata bahwa inilah momen yang paling menakjubkan, sama juga dengan menyaksikan dirimu yang sedang tersenyum, menatapmu sama seperti menatap senja yang datang, penuh dengan ketakjuban diriku, sembari bersyukur kepada Tuhan, bahwa Tuhan menciptakan senja yang eksotis juga menciptakan dirimu nan ayu.

Senja datang membawa sinar rembulan yang siap menghinggapi ku. Lantas aku pun menikmatinya, entah dirimu menikmatinya atau tidak, namun aku ingin terus membawamu terhadap senja. Berat memang memutuskan antara kamu antara senja, sama sama cantik dan menakjubkan soalnya, semua nya bagaikan zat adiksi yang terus menyuntikku. Berharap takdir membawamu kembali dihadiratku.  

Terlambat memang apabila sekarang aku berkata bahwa aku menginginkan kamu terus ada disisiku. Dahulu kamu memang berada disisiku, namun aku tidak cukup bernyali untuk menyampaikan sesuatu. 

Apabila aku diberi Tuhan waktu terakhir , aku ingin sekali menghubungimu , menyampaikan rasa yang akan terus ada ini, menyampaikan bahwa aku ingin kamu terus ada disisiku, mendampingiku, perih, sakit, kesal memang bila terus mengingatnya, karena satu kesalahan, menjadikan kita terpisah jarak dan waktu. 

Ketika senja datang aku merasakan hadirat kamu yang dulu hadir bersamaku. Masih seperti mimpi rasanya, bila aku memandang senja datang tanpa ditemani sesosok dirimu. 

Ku kira kamu akan tinggal lama disisiku, namun nyatanya kamu pergi entah kemana, kamu sendiri yang pernah bertanya kenapa aku hilang, walau hanya sebentar hehe, tapi nyatanya kamu yang lebih sering tenggelam, dan menghilang bersama rembulan, sakit memang mengingatnya, bahwa hanya kamu saja yang berhak menghilang namun aku tidak berhak menghilang. 

Sore ini senja kembali datang, sama seperti sebelumnya, namun yang membedakan adalah kamu tidak ada disisiku untuk melihat senja itu datang, hanya kesunyian ini yang menemaniku melihat senja, merasa kehilangan ? pasti , dalam batinku yang ku tanam adalah wajahmu, dalam sukma ragaku, yang ku tanam adalah hatimu.

Kalau dilihat lihat kamu memang adalah individu yang egois, datang karena kamu sedang merasa sepi dan pergi saat dimana aku sedang membutuhkannya, namun entah mengapa seberapa kamu egois, seberapa kamu memberikan ku perih dan luka, yang ada hanya cintaku semakin kuat dan kuat.

Dulu kamu sering berbicara denganku melepas penatmu, melepas kisahmu kepadaku, namun ketika kamu berpikir penatmu sudah teratasi, malah kamu meninggalkanku. 

Maafkan diriku yang ceroboh ini, maafkan diriku yang seperti anak kecil ini. Aku hanya menghela nafas dan berdoa didalam diam agar kamu kelak mendapatkan apa yang kamu inginkan, aku sadar aku tidak berhak atas cintaku terhadapmu, aku sadar aku hanyalah manusia biasa yang tidak mampu membuatmu bahagia. 

Aku pernah mendengar satu frasa bahwa titik tertinggi didalam mencintai adalah mengikhlaskan. Namun aku ingin bertanya pada diriku sendiri apakah aku mampu untuk mengikhlaskanmu ? mengikhlaskan segala kenangan yang pernah ada diantara kita, sebentar memang antara kita berdua, namun kenangan yang ada terhadapku tidak mampu ku ikhlaskan. Yang ada hanyalah sekarang adalah aku hanya bisa menggenggam kenangan yang tersisa antara kamu dan aku, sampai kamu yakin kamu akan kembali kepadaku lagi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun