Mohon tunggu...
Juan Anthonio Salas
Juan Anthonio Salas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang pencinta tulisan, gunung dan senja serta kopi, menikmati hidup dengan cara tersendiri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mama Ada di Mana?

8 November 2022   16:51 Diperbarui: 8 November 2022   16:56 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mama sekarang lagi ada dimana ? 

Mama sekarang lagi ngapain ? 

Mama sekarang udah makan belum ? 

Mama kok belum peluk aku sih...

Tepat sekitar 8 tahun yang lalu, aku menyaksikan sendiri bahwa mama, pergi meninggalkan aku sendiri. Mama pergi tanpa memberitahu ku terlebih dahulu, kadang terbesit mama kok tega ?, tapi hati ini terus membatin membayangkan penyakit yang dideritamu jauh lebih besar daripada yang aku bayangkan, bagaimana rasa itu terus tertahankan sehingga pada akhirnya Tuhan memanggilmu meninggalkanku.  

Aku ingat ketika dipelataran rumah sakit, mengantarmu untuk check up harian, sampai mama masuk ICU, lalu HCU, lagi kembali ke ruang perawatan biasa, setelah itu tiada. Sulit membayangkan memang hati seorang anak kecil yang masih polos yang masih butuh kasih sayang mama terhadap aku. 

Hati ini menjadi rapuh tak tertahankan, rapuh ? iya sangat rapuh bahkan, bagaimana semua orang yang menemanimu menangis bersedih, mengantarkan rohmu untuk pergi selamanya dari bumi ini. Yang tersisa hanyalah ragamu, yang menampilkan senyuman kelegaanmu menandakan mama sudah bebas sepenuhnya, tidak lagi mengalami sakit, tidak lagi mengalami penyiksaan, tidak ada lagi rasa kepedihan, yang ada hanyalah senyuman kebahagiaanmu. 

Sedih memang bahkan tersingkap rasa iri terhadap hati ini, melihat banyak orang masih memiliki ibu, atau orang tua yang lengkap. Sulit memang menyembunyikan bahwa aku kuat, aku dewasa, aku tahan akan segala pencobaan ini, sulit tak tertahankan. 

Rindu ? sangat , sangat rindu, bila aku bandingkan gunung everest pun bahkan kalah akan kerinduan ku terhadap sosokmu mama, sosok yang mampu bertanggung jawab sebagai ibu rumah tangga, sesosok yang ku kagumi. Aku masih ingat betul dirimu sering berkata jadilah sukses, jadilah seperti itu, tapi yang ku mau sekarang adalah menggenggam mu mama, aku mau jadi sukses, aku yakin dimana ketika aku sukses nanti, dibalik itu adalah doamu yang mengantarkan anakmu ini. 

Aku masih ingat betul ketika selama 3 bulan terakhir sebelum, mama meninggalkan aku, aku merasa puas menjadi seorang anak dimana aku bersyukur selama 3 bulan terakhir itu aku setiap hari menemanimu, menemanimu dikala pagi sampai malam, menemani hari hari mu, menyuapimu, membantumu ke kamar mandi, aku sangat bersyukur bahwa tugasku sebagai anak telah terbayarkan.

Yang tersisa adalah kenangan kerinduan akan sosokmu, sosokmu yang menjadi cinta pertamaku, aku rindu mu mama, aku rindu sosokmu, sampai detik ini pun, aku masih berharap, mama tidak akan pergi, aku masih berharap , mama tidak akan pernah meninggalkanku, namun yang terbayangkan adalah Tuhan memanggilmu secepat itu, meninggalkanku, sehingga aku mengalami kesendirian.

Aku yakin mama masih disana ditempat yang sama yaitu surga, sembari melihatku, sembari berdoa kepadaku, aku yakin juga mama pasti terus memberiku sebuah harapan, harapan yang pastinya ku genggam seumur hidupku, harapan mama kepada anaknya. Doa yang terus terpanjatkan kepadamu. 

Aku masih ingin terus membayangkanmu , membayangkan sosokmu, rindu aku tak tertahankan sampai aku berpikir, apakah aku mengikuti jejakmu mama, aku siap meninggalkan dunia ini, namun setelah berpikir sejenak, aku menghela nafas, dan berkata kepada diriku sendiri, bodoh kamu apabila kamu mau seperti itu, ingatlah akan harapan dan doa mamamu terhadap mu, ingatlah bahwa dia terus berdoa terhadapmu sampai kamu kelak sukses sehingga mama mu bisa bangga terhadapmu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun