Norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat memengaruhi cara seseorang mengekspresikan emosinya.
Misalnya, budaya yang menghargai kontrol diri mendorong individu untuk lebih menahan emosi.
4. Faktor Pengalaman Hidup
Pengalaman hidup, baik yang positif maupun negatif, berperan penting dalam membentuk perkembangan emosional.
a. Pengalaman Traumatis
Pengalaman seperti kehilangan orang yang dicintai, kekerasan, atau bencana alam dapat mengganggu perkembangan emosional.
Trauma yang tidak tertangani dengan baik dapat memunculkan gangguan emosional di kemudian hari.
b. Pengalaman Positif
Pencapaian, pujian, dan dukungan sosial membantu membangun kepercayaan diri dan stabilitas emosional.
c. Krisis Perkembangan
Perubahan dalam hidup, seperti memasuki masa remaja atau dewasa, sering kali membawa tantangan emosional yang perlu diatasi.
5. Faktor Ekonomi dan Sosial
Kondisi ekonomi dan status sosial keluarga juga memengaruhi perkembangan emosional individu.
a. Kesejahteraan Ekonomi
Keluarga dengan kondisi ekonomi stabil lebih mampu menyediakan kebutuhan anak, termasuk dukungan emosional.
Keluarga dengan keterbatasan ekonomi cenderung mengalami stres yang dapat berdampak pada perkembangan emosional anak.
b. Tekanan Sosial
Lingkungan yang penuh dengan tekanan sosial, seperti stigma atau diskriminasi, dapat menghambat perkembangan emosional individu.
Kesimpulan
Perkembangan emosional adalah hasil interaksi antara faktor internal dan eksternal. Peran keluarga, lingkungan sosial, pengalaman hidup, dan faktor budaya sangat penting dalam membentuk stabilitas emosional individu. Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosional yang sehat dan membantu individu menghadapi tantangan emosional dengan lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI