Mohon tunggu...
Juan Karnadi
Juan Karnadi Mohon Tunggu... Penulis - Always Be Helping, Caring, and Loving

Universitas Indonesia Fakultas Teknik Program Studi Teknik Komputer | Digital & Publikasi Yayasan Bayi Prematur Indonesia | Content Creator, Content Writer & Web Developer Sedekah Buku Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Harmoni dan Sinergi Demi Bayi Indonesia Sehat

14 Februari 2019   15:41 Diperbarui: 15 Februari 2019   19:30 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali kita bertanya begini, "Apa sebenarnya haluan hidup yang telah semesta pilihkan untuk kita?" Dan seiring lewatnya waktu, kita terus mencari arti kehidupan ini. Namun banyak yang berhenti hanya sampai pada urusan keduniaan saja. 

Dampaknya, kita tak menyadari bahwa sebuah persoalan tak bisa diselesaikan dengan analisis dan perkataan belaka saja; melainkan langkah dan karya kita yang jadi penentunya. Jadi, kita memang harus bertanya kembali, "Apa pilihan kita telah menyimpang dari haluan hidup seharusnya?"

Setiap kita mempunyai jalan cerita dengan segala keunikannya menuju keyakinan mencintai kehidupan ini. Dan tujuan mula diciptakannya manusia ialah mengisi hidup dengan kebaikan. Inilah yang mendorong dan membesarkan hati kita, menjadi sumber kekuatan kita untuk berkarya. Demikian pula dengan upaya pengamalan kemanusiaan kami yang sedari awal memiliki satu tujuan: membangun harmoni dan sinergi demi bayi Indonesia sehat.

Gagasan Visioner

Maka, pekan lalu, kami mengumpulkan semua agen relawan kami yang tersebar di seluruh Nusantara dalam sebuah pertemuan yang bersifat kekeluargaan di Surabaya. Di sesi awal perkenalan, kami mencoba menelusuri sembari menyelami lebih dalam dorongan orang-orang dengan keinginan mulia beramal ini menjadi relawan kami. Dari situ, barulah kami memahami betapa berbahayanya keengganan oleh orang-orang kita sendiri. 

Ya. Hampir semuanya berangkat dari bias yang telah menyesatkan perspektif masyarakat di lingkungan sekitarnya. Alasan itulah yang kemudian mengantarkan mereka pada sebuah gagasan visioner: membangun etos ataupun mekanisme kerja berlandaskan asas gotong royong. Dan mereka amalkan tidak hanya dalam kegiatan menolong bayi prematur dan kuning saja, tetapi juga di keseharian serta instansi mereka sendiri.

Adalah agen relawan kami dari Surabaya, Bpk. Adji Pramudiya yang memilih mengajak semua anggota keluarganya terlibat mengamalkan kebaikan lewat aktivitas kemanusiaan kami. 

Baginya, keterlibatan berarti menerima pemahaman baru, dan juga membawa kesadaran baru dengan menyaksikan langsung kondisi lapangan sehingga memberikan pengaruh yang kelak melekat dalam hidup. 

Itu sebabnya ia gigih mendayagunakan sumber daya yang berasal dari rumah: keluarga. Dan gayung pun bersambut. Mereka malah sangat antusias menjalankan inisiatif beliau. Bahkan keluarga ini telah sampai pada mekanisme tertentu dalam menjalankan peranannya. Istri dan ketiga anak beliau berperan dalam pengantaran dan penyaluran (distribusi) unit. Sedangkan Bpk. Adji sendiri tetap berupaya menjaring rekan sejawat serta sahabat-sahabat dan keluarga besarnya.

Hal serupa juga datang dari pasangan suami-istri (pasutri) asal Jonggol: Enny Bonaventura dan Lugi Riyandi. Berawal dari pengalaman pahit tetangganya yang kehilangan bayinya yang lahir prematur, sejak saat itu mereka bertekad mencari jalan supaya kejadian sama tak terulang lagi. Inilah yang kemudian membangun etos mereka dalam pelayanan keseharian: helping, caring, and loving. 

Dan gagasan visioner mereka dalam kerelawanan pun semakin berkembang setelah begitu lama menjadi bagian dari keluarga kami. Dari peminjaman gratis inkubator, mereka lalu menginisiasi pula peminjaman gratis kursi roda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun