Halo.. Masih ingatkah dulu kita berkoar-koar mempertahankan batik pada saat Malaysia akan mengklaimnya.?
Haloo, Masih ingatkah bahwa batik adalah warisan budaya dunia.?
Haloo, sudah punya berapa batik.? Sudah bangga memakainya setiap hari.?
Mungkin pertanyaan pertanyaan di atas dengan sangat mudah dijawab dengan jawaban, ingat, iya memang sudah dijadikan warisan budaya dunia, sudah punya, pasti bangga dong pakai batik. Memang kita ingat kejadian saat Malaysia akan mengklaim batik, moment saat batik secara resmi menjadi warisan budaya dunia. Tapii...
Apakah memang benar pada kenyataannya seperti itu.? Apakah kita memang benar-benar menyadari bahwa batik itu adalah milik kita.? Sudahkah anda tahu bahwa harga kain batik itu tidak murah.? Sudah kah anda tahu perawatan kain batik itu tidak mudah.?
Ada sebuah fakta yang sangat melekat dalam benak saya beberapa tahun yang lalu. Bahwa ternyata batik (yang ditetapkan sebagai warisan dunia) itu bukanlah sebuah benda. Jadi bukan kain batik, bukan baju batik, bukan juga motif batik melainkan teknik pembuatannya. Ada 2 unsur yang wajib dipenuhi agar sebuah karya itu disebut batik yaitu penggunaan canting dan malam. Tanpa dua unsur tersebut sebuah kain yang bermotif seperti batik, bukanlah sebuah batik. Melainkan hanya sebuah kain biasa yang di print dengan mesin diberi motif agar menyerupai batik.
Beberapa kali saya menghadiri seminar kewirausahaan yang rata-rata dihadiri mahasiswa. Saya mengajak mereka untuk bersama-sama mengangkat kembali pamor batik (yang benar-benar batik) dengan berjualan kain batik tetapi kebanyakan menolak seakan batik itu bukan pasar mereka, jadi lebih memilih untuk berjualan mengikuti trend masa kini.
Sebenarnya tidak hanya produk pembalut wanita yang kini berinovasi dengan mengeluarkan produk pembalut sehat wanita. Tetapi batik juga melakukan banyak inovasi, termasuk dengan mengeluarkan batik dengan motif-motif modern sehingga terlihat lebih kekinian, dengan tetap menggunakan canting dan malam pada proses pembuatannya. Sehingga batik tidak lagi identik dengan orang tua dan acara resmi, namun bisa dipakai untuk santai sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H