Mengapa Seorang Pemimpin Harus Memiliki "Courage"?

Courage atau bisa dalam bahasa Indonesia disebut dengan keberanian, apa sih itu? Keberanian merupakan kekuatan mental dan moral untuk terlibat dalam bertahan, melalui dan menahan bahaysa, kesulitan serta ketakutan. Seorang pemimpin harus menggali lebih dalam lagi pada diri mereka untuk menemukan keberanian serta kekuatan karakter mereka, menaham godaan, berperilaku moral dan membela prinsip-prinsip etika Ketika ada orang lain yang mengejek mereka. Namun, tidak dapat memungkiri bahwa pasti ada saja ketakutan-ketakutan yang muncul dalam diri seseorang. 

Ketakutan ini bukan muncul karena adanya ancaman dari pihak pihak lain melainkan dari pikiran kita sendiri. Hal ini membuat kita menjadi cemas, ragu-ragu dalam melakukan suatu hal nantinya. Maka dari itu mengapa courage sangat penting bagi seorang pemimpin? Karena seorang pemimpin akan terus melangkah untuk menghadapi ketakutan dan menerima tanggung jawab, berani mengambil resiko, melakukan perubahan, mengungkapkan apa yang ada dipikiran mereka serta memperjuangkan apa yang mereka yakini.

Courage Means Accepting Responsibility, artinya pemimpin akan membuat perbedaan nyata di dunia Ketika mereka bersedia mengambil tanggung jawab pribadinya. Seorang pemimpin akan selalu siap untuk melangkah, mengambil resiko dan bertanggung jawab atas keputusan yang mereka ambil. Pemimpin yang memiliki keberanian akan menciptakan peluang untuk melakukan perbedaan/perubahan dalam organisasi mereka.

Courage Often Means Noncomformity, artinya keberanian seorang pemimpin berarti melawan arus, melanggar tradisi, mengurangi batasan dan melakukan perubahan.

Courage Means Pushing Beyond the Comfort Zone, artinya seorang pemimpin harus melewati batas dari zona nyaman mereka untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kinerja mereka. Karena melewati zona nyaman adalah salah satu keberanian yang sangat dibutuhkan.

Courage Means Asking for What You Want and Saying What You Think, artinya seorang pemimpin harus bisa memengaruhi orang lain.  Namun, harapan untuk menyenangkan orang lain terkadang bisa menghalangi kebenaran. Semua orang ingin persetujuan, jadi itu sulit untuk menyampaikan hal-hal yang anda pikirkan karena anda berpikir orang lain tidak setuju.

Sumber: Daft,R.L (2018). The Leadership Experience. In marketing Management 7 edition