Mohon tunggu...
Fajiry Lebo
Fajiry Lebo Mohon Tunggu... -

join to :\r\nhttp://jryfajry699.blogspot.com/\r\nhttps://twitter.com/jry_fajry\r\nhttps://www.facebook.com/fajri.salam.52

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Bayang-bayang Kepunahan

22 Januari 2015   18:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:36 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar berburu ketika musim jambu tiba, banyak burung-burung penghisap sari jambu yang biasanya kami jadikan hewan buruan , berburu dengan alat alami dari alam yang biasa kami sebut " Kartapele " atau ketapel. Begitu tangguh mereka yang mengetapel tepat mengenai sasaran yang biasa kami juluki dengan menyebutnya " Mennhihu ".

Kartapele ( Sumber Google )

Siapa yang tidak mengenal permainan petak umpet atau yang biasa di kami sebut "Terpal". permainan yang hampir setiap hari mengisi masa-masa kecil yang haus akan keceriaan. beruntung permainan ini masih banyak yang memainkannya. abadilah Permainan Terpal.

Terpal/Petak Umpet ( Sumber Google )

Terlampau banyak permainan-Permainan yang pernah kami mainkan atau sebelum kami telah dimainkan oleh mereka, yang bahkan kini memori ingatan tidak dapat melampauinya lagi, atau mungkiin aku hanya bisa menyebut namanya saja dan lupa bagaimana kami memainkannya dulu sewaktu kecil yang penuh akan keceriaan polos. selamatkanlah hal sederhana yang pernah mengisi ruang Imajinasi itu. Sejatinya dari hal sederhana itulah muncullah Imajinasi moderen, lahirlah moderen yang akhirnya lupa akan kesederhanaan dan mengubur impian kecil yang ingin bertahan hingga Akhir Dunia ini "Permainan Tradisional"., bayang-bayang mimpi akan kepunahan telah menghampiri ruang imajinasi ini tentang permainan Tradisional. Seandainya ada pahlawan seperti halnya Pejuang 45, maka selamatkanlah harta kecil yang dimiliki negara ini. mungkin memang tidak ternilai Rupiah, namun jika dijualnyapun takan sanggup dibeli oleh Rupiah itu Sendiri.

Selamat Membaca.... !!!

Muh. Fajri Salam 22/01/2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun