Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
...
Penggalan lirik dari lagu tema sinetron Keluarga Cemara yang populer pada tahun 90-an, masih melekat di sanubari. Rasanya memang pas sekali menggambarkan bagaimana kedudukan keluarga bagi kita.Â
Ya, ia adalah harta yang paling berharga. Dengannya kita merasa tenang, damai, dan bebas menjadi diri sendiri. Mereka akan dengan terbuka menerima keadaan kita, dan tentu mengingatkan apabila ada hal yang dirasa keliru. Bersama mereka kita juga bisa saling berbagi, melakukan aktifitas bersama, menangis, tertawa, becanda, bergembira, atau seru-seruan merayakan momen tertentu.
Berbicara tentang momen, keluarga saya sebenarnya bukanlah keluarga yang harus update atau wajib merayakan setiap ada peristiwa tertentu. Ulang tahun, misalnya. Tidak setiap ada anggota keluarga yang berulang tahun, akan dibuatkan pesta atau semacamnya.Â
Dengan ucapan selamat dan saling mendoakan, dirasa sudah cukup. Kalau ada dana, bolehlah membuat syukuran kecil-kecilan, itu pun dengan budget yang disesuaikan. Maklum, pendapatan dan pengeluaran belum banyak surplusnya. He he. Tapi meskipun begitu, kehangatan keluarga dan kekompakannya tetap terjaga.
Makan-makan adalah bentuk perayaan yang sering kami pilih, jenisnya bisa bakso, soto, nasi kuning, ayam penyet atau ngaliwet, lengkap dengan ikan bakar, sambel dan lalap. Meski sederhana, tapi tidaklah mengapa. Karena yang terpenting adalah berkumpul dan kebersamaannya. Dijamin, makan pun terasa lebih nikmat.
Dan ngaliwet, kayanya lebih favorit dari yang lain, karena ada proses yang harus dilalui, mulai dari persiapan, eksekusi hingga finishing.Jadi, ada semacam perjuangannya gitu, yang membuat momen pun terasa lebih seru.Â