Untuk barang-barang kelontong, kami berbelanja di toko Mas Anto. Di sana menyediakan sembako dan keperluan lainnya. Sabun, deterjen, minyak, terigu, telor, lampu, susu, obat nyamuk, biskuit dan banyak lagi. Setelah dibandingkan memang ada beberapa barang dengan harga lebih murah. Selain ramah, juga suka memberi diskon dan sekedar hadiah kalau menjelang hari raya.
Kalau belanja sayuran, bumbu dan buah, kami telah menjadi langganan tetap lapak Si Yayu. Entahlah, kami tidak tahu siapa nama aslinya. Jangan tanya tentang harga, kami sering dikasih harga termurah, bahkan beragam bonus juga sering diselipkan. Misalnya kami belanja buah, eh, tiba-tiba dikasih seikat kacang panjang. “Untuk disayur ya, Neng,” katanya pada Istri.
Hal itu bukan sekali dua kali. Terkadang kami merasa malu. Tapi justru Si Yayu suka menanyakan kalau kami lama tidak berbelanja. Duh, beneran, jadinya nyaman banget belanja di sana. Kami bahkan bisa sambil ngobrol, sharing atau becanda. Tentang apapun. Film India, sinetron, infotainment atau kebijakan pemerintahan. Hehe.
Untuk daging dan ikan, kami juga punya lapak langganan lain. Tapi, bukan berarti hanya toko Mas Anto dan lapak Si Yayu yang selalu kami kunjungi. Terkadang kami juga berbelanja di toko lainnya. Tergantung situasi dan kondisi.
Dengan berbagai kesan dan pengalaman saya selama menjadi pengguna pasar rakyat. Saya mendukung sekali rencana/program penetapan Hari Pasar Rakyat Nasional. Beberapa alasan lain yang mendasari:
- Pasar rakyat merupakan bagian dari sejarah perkembangan bangsa
Kehidupan ekonomi bangsa Indonesia memang tidak bisa terlepas dari eksistensinya. Perkembangan demi perkembangan telah menghiasi lembaran sejarah, sebagai penggerak roda ekonomi kerakyatan yang menjangkau seluruh wilayah nusantara.
- Pasar rakyat merupakan tradisi dan budaya bangsa
Setiap wilayah memiliki pasar tersendiri dengan berbagai keunikan dan kekhasannya masing-masing, yang tentu menambah ragam budaya bangsa yang layak dan patut untuk dipertahankan. Atau mungkin diekspose/dikembangkan sebagai destinasi wisata. Pasar terapung Banjarmasin – Kalimantan Selatan misalnya, atau pasar Bringharjo – Jogjakarta, yang juga terkenal sebagai tujuan wisata.
- Pasar rakyat sebagai sumber belajar dan riset
Tentu banyak sekali hal yang bisa dipelajari dari sebuah pasar rakyat. Interaksi sosial, ekonomi, dan pola-pola lainnya. Pasar rakyat juga bisa dijadikan sebagai kontrol terhadap harga sebuah komoditi, atau kemampuan daya beli masyarakat, sehingga bisa dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijakan.
Di tengah maraknya pasar-pasar modern seperti sekarang ini, gerakan Hari Pasar Rakyat Nasional oleh pemerintah menjadi urgen. Setidaknya akan menambah kesadaran masyarakat akan keberadaan pasar yang mulai banyak ditinggalkan.
Mungkin kita ingat dengan batik, salah satu warisan budaya luhur dari bangsa ini. Dulu, batik hanya dijadikan sebagai sprei atau taplak meja. Paling banter dikenakan pada saat kondangan. Namun setelah pemerintah mencanangkan Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober --yang didasarkan pada keputusan UNESCO, yang mengakui secara resmi bahwa batik Indonesia merupakan warisan budaya dunia—maka, kesadaran masyarakat akan batik meningkat. Banyak orang yang mengenakan batik untuk acara apapun. Batik dibuat sesuai dengan berbagai kondisi. Sekarang, kita bisa melihat dengan bangga, batik telah mendunia.