Mohon tunggu...
Nurfauziyah
Nurfauziyah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - ziyah

early childhood islamic education

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengasuhan Anak dalam Era Milenial

6 Oktober 2019   23:30 Diperbarui: 6 Oktober 2019   23:40 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendidik anak termasuk ibadah dan tugas yang sangat penting maka  dari itu sebagai orang tua sebaiknya didiklah anak dengan baik dan benar sejak dini, sehingga kelak akan muncul generasi bangsa yang berkualitas, berguna bagi nusa, bangsa & negara.

Lalu apa problematika yang terjadi di pengasuhan masa kini:

  • PENDAMPING KEKASIH. Namun biasanya ini terjadi bukan pada anak usia dini dan salah satu hal yang menarik dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Perkembangan zamanlah yang paling mempengaruhi para remaja sekarang dan akibat berkembangnya internet. Dari situlah para remaja mendapat dorongan untuk mencontoh budaya bangsa barat yang tidak sesuai diterapkan di Indonesia seperti konsumtif, hedonisme dan gonta-ganti pasangan hidup. Sehingga mendorong para remaja untuk berpacaran di usia remaja. Saat ini, para remaja sudah melewati batas bergaul yang telah di tetapkan oleh orang tua. Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk membimbing anak-anaknya adalah memantau dan selalu mengawasi kegiatan mereka apakah mereka dapat menepatkan waktu yang tepat atau tidak seperti saat belajar maka harus belajar dll. Hal itu dapat membuat mereka tidak melupakan kegiatan belajarnya karena terlalu memikirkan hubunganya, selain itu orang tua juga dapat mengajarkan hal-hal apa yang di larang oleh agama kepada seseorang yang bukan muhrimnya sehingga prilaku negative dapat dihindarkan akibat berpacaran.
  • PENDAMPING GADGET. Pada zaman milenial seperti saat ini, anak-anak sudah mengenal dan bahkan mahir dalam menggunakan gadget. Dalam menyikapi perkembangan zaman dan teknologi pada saat ini, setiap orangtua hendaknya mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan gadget pada anak. Selain itu, orangtua juga hendaknya memberikan batasan pada anak dalam menggunakan gadget sehingga tidak menjadi ketergantungan yang akan memberikan dampak negatif terhadap tumbuh kembangnya. Orang tua juga harus bijak dalam mengajarkan teknologi pada anak, dan ingat pada penggunaan teknologi anak bukan dilarang tapi dibimbing serta dibatasi. Pengaruh gadget untuk anak yang pertama yaitu bahaya paparan radiasi, menyebabkan kecanduan dan ketergantungan.Anak-anak yang memiliki ketergantungan dengan gadget cenderung akan mengalami hambatan dalam proses perkembangannya. Hal ini karena anak-anak yang asyik bermain gadget jarang bergerak sehingga menghambat proses pertumbuhan. Penggunaan gadget yang tidak terkontrol dan terus menerus bisa menjadi salah satu pemicu penyakit mental seperti depresi, gangguan bipolar dan autis. Dapat mengakibatkan gangguan tidur sehingga berdampak terhadap tumbuh kembang si anak. Anda sebaiknya menerapkan aturan yang pasti. Misal salah satunya seperti dengan membatasi penggunaan gadget maksimal 2 jam setiap harinya. Selain itu, berikan juga pengawasan pada anak saat waktu menggunakan gadget sehingga dengan begitu si kecil akan lebih terkontrol dan tidak menyalah gunakan benda tersebut.
  • TONTONAN. Orang tua tentunya sudah cukup paham bahwa internet ibarat mata pisau karena memiliki dua sisi. Ada hal positif sekaligus hal negatif yang bisa diambil. Termasuk yang terkait dengan bahaya tontonan bagi anak. Saat ini situs yang sering dikunjungi oleh anak yaitu YouTube. YouTube merupakan salah satu situs paling populer yang suka dikunjungi oleh anak-anak. Tidak mengherankan jika banyak orang tua yang akhirnya merasa khawatir jika anaknya terpapar konten negatif yang bisa didapatkan dari YouTube. Belum lagi jika pada akhirnya bisa membuat si kecil terjerumus melihat konten yang tidak sesuai dengan usianya dan faktanya, sudah banyak sekali konten 'dewasa' yang tidak layak dilihat oleh anak-anak namun 'dibungkus' atau berkedok kartun populer yang disukai oleh anak-anak dengan adanya tag yang tampaknya aman, sehingga dapat menipu Google agar mengenalinya sebagai video ramah anak. Oleh karena itulah dibutuhkan kewaspadaan sebagai orang tua dan pentingnya untuk terus mengawasi anak dan mengingat apa saja bahaya tontonan yang akan dilihat bagi anak. Dan termasuk catatan penting bagi orang tua yaitu jadilah contoh untuk setiap anak, didik anak dengan kasih sayang bukan dengan kekerasan, dan harus ada komunikasi dua arah atau system demokrasi antar orang tua dan anak jangan hanya menjadi komandan sang anak, karna anak adalah cerminan dari orang tuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun