Mohon tunggu...
ARYO BLITAR
ARYO BLITAR Mohon Tunggu... karyawan swasta -

jika Anda pikir bisa, apapun bisa Anda lakukan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Asian Games 2018, Australia Memberi Luka kepada Rakyat Indonesia

27 Agustus 2018   15:24 Diperbarui: 27 Agustus 2018   15:48 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shaun Evans (Kompas.Doc)

Wajar Hansamu melakukan protes ketika Shaun The Sheep menutup mata terhadap pelanggaran keras yang dilakukan pemain UEA kepada Stefano Lilipaly di menit 33. Tetapi wasit malah memberikan kartu kuning kepada Hansamu karena dianggapnya  melakukan protes berlebihan.

Juga pelanggaran kepada Ilham Udin Armaiyn yang hanya membuahkan kartu kuning untuk pemain UEA. Wasit seharusnya memberikan kartu merah buat pemain UEA karena pelanggaran itu tergolong keras.

Wasit terlambat merespon pelanggaran UEA

Para pemain UEA seringkali mengulur-ulur waktu dengan pura-pura cidera. tetapi Shaun tak memberi peringatan. Khususnya kiper UEA ,Alsahamsi, ia dinilai telah melakukan sejumlah pelanggaran, salah satunya memprovokasi pemain Indonesia. Wasit baru mereponnya di menit 103 dengan memberikan kartu kuning.

Kartu Merah Bima Sakti 

Asisten Luis Milla itu mendapatkan kartu merah sehingga ia harus meninggalkan bench. Kartu itu tidak layak diberikan karena Bima tidak melakukan pelanggaran apapun.Ia hanya melampiaskan rasa gembiranya dengan membanting botol air mineral, setelah Stefano Lilipally berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di masa injury time babak kedua

Tak pelak, Coach Luis Milla yang biasanya jarang berkomentar negatif, kali ini benar-benar dibikin marah besar. Ia sempat meluapkan emosinya atas kepemimpinan wasit Australia itu. Dikatakannya dengan berapi-api jika Shaun Evans sangat tidak layak memimpin sebuah pertandingan. Bahkan ia juga sempat meminta agar Shaun The Sheep Evans dipulangkan.

Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa wasit sekaliber Shaun Evans bisa memimpin pertandingan sepakbola sebesar Asian Games. Pertanyaan berikutnya adalah siapakah yang menentukan penunjukan wasit itu. Tidakkah bisa Indonesia menolak penunjukkan seorang wasit apabila memang tidak qualified dan bahkan pernah membuat kasus besar di Liga tertinggi Tanah Air.

Dengan kejadian-kejadian tersebut, tentu saja Australia telah merusak sportifitas dan merugikan bangsa ini. Adakah motivasi politis di balik itu semua, mengingat hubungan Indonesia-Australia yang kurang harmonis dalam beberapa waktu.

<JP>

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun