Mohon tunggu...
Jane Papilaya
Jane Papilaya Mohon Tunggu... -

"Keep your mind as bright & clear as the vast sky, the great ocean & the highest peak, empty of all thoughts."

Selanjutnya

Tutup

Politik

Soumokil Antek Belanda (Baca: Penjajah)

5 April 2012   04:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:01 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Christiaan Robbert Steven Soumokildilahirkan di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 13 Oktober 1905, menempuh pendidikan di sekolah “Belanda” di kota kelahirannya atas biaya pemerintah Hindia Belanda hingga berangkat ke negeri Belanda untuk melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Leidensampai tahun 1934. Pada tahun 1935 ia kembali ke Tanah Jawadan menjadi pejabat hukum Belanda (baca: penjajah).

Pada tahun 1942, penjajahanJepangdimulai dan Soumokil ditangkap oleh tentara Jepang kemudian diasingkan ke Burma dan Thailand. Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta, Soumokil kembali ke Indonesia. Mengingat ilmu hukum yang dimilikinya, Presiden RI pertama Ir. Soekarno mengangkatnya menjadi Jaksa Agung. Namun karena “bisikan” Belanda dan ambisinya menjadi presiden, ia kemudian mendirikan Republik Maluku Selatan dan menjadi Presiden RMS pada tanggal 3 Mei 1950.

Melihat latar belakang Chr R.S. Soumokil sangatlah jelas ia adalah antek Belanda (baca: penjajah) seperti logika yang dikemukakan oleh kompasianer M Reindy di kolom komentar pada tulisan saya yang berjudul Soumokil Diperingati, Pattimura Dilupakan ???

“logikanya begini… soumokil antek belanda (baca: penjajah) sedangkan Kapitan Pattimura adalah musuh belanda (baca juga: penjajah), jika mereka memperingati soumokil berarti mereka termasuk antek-antek belanda (baca juga deh: penjajah). Sementara Kapitan Pattimura… tidak ada orang maluku yang tak kenal dengan beliau, seorang PAHLAWAN NASIONAL yg melakukan perlawanan terhadap penjajah hingga akhir hayatnya.”

Jadi jelas sekali Soumokil adalah antek/kaki tangan/didikan Belanda (baca: penjajah) sehingga tidak bisa disandingkan dengan seorang Pahlawan Nasional seperti Kapitan Pattimura. Namun nyatanya justru Soumokil yang diperingati sedangkan Kapitan Pattimura dilupakan... tanya kenapa ???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun