Mohon tunggu...
Jane Papilaya
Jane Papilaya Mohon Tunggu... -

"Keep your mind as bright & clear as the vast sky, the great ocean & the highest peak, empty of all thoughts."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pernyataan Kontradiktif dari Tokoh RMS

10 September 2014   18:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:06 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari Minggu tanggal 7 September 2014 pukul 16.15 WIT yang bertepatan dengan HUT Kota Ambon Ke-439 seorang tokoh RMS (Republik Maluku Selatan) melontarkan pernyataan kekecewaannya terhadap pengelola Benteng Victoria di Kec. Sirimau, Kota Ambon, Prov. Maluku yang dianggap justru telah berbuat seenaknya dengan merubah bentuk benteng tertua di kota tersebut yang dibangun tahun 1775 oleh bangsa Portugis.

Moses Tuanakotta, sang tokoh RMS meminta pendapat masyarakat Kota Ambon tentang kondisi Benteng Victoria, seraya berharap warga kota itu memberikan komentar dukungan atas pernyataannya.

[caption id="attachment_341911" align="aligncenter" width="510" caption="Moses Tuanakotta (printscreen from Facebook.com)"][/caption]

Hal ini sangat kontradiktif dengan apa yang pernah dilakukan para pendukung dan simpatisan RMS terhadap Benteng Duurstede di Pulau Saparua, Maluku Tengah yang merupakan tempat sakral bagi orang Maluku, dimana untuk pertama kalinya benteng yang dikuasai Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) kala itu berhasil direbut oleh para pejuang Maluku dibawah komando Kapitan Pattimura pada 16 Mei 1817 hingga menewaskan seorang petingginya, Jenderal Van den Berg.

Mereka dengan sengaja mengotori benteng bersejarah itu dengan goresan (scratch) ‘RMS’ pada dindingnya. Selain melanggar Undang-Undang No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, goresan tulisan itu telah melecehkan semangat Pattimura dan pejuang Maluku lainnya ketika merebut Benteng Duurstade dari tangan VOC.

[caption id="attachment_325251" align="aligncenter" width="600" caption="Willem Sopacua (printscreen from Facebook.com)"]

14008355971378665036
14008355971378665036
[/caption]

Moses sebagai tokoh RMS ternyata tidak mampu mengendalikan para pendukung dan simpatisannya untuk menjaga kelestarian cagar budaya di Maluku, namun dengan percaya diri ia justru mampu mengutuk orang lain sebagai anjing-anjing kudis biadab tanpa berkaca pada dirinya sendiri.

Sumber: http://sejarah.kompasiana.com/2014/05/23/rms-kotori-benteng-duurstede-657368.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun