Mohon tunggu...
Agus Jaya Putra
Agus Jaya Putra Mohon Tunggu... -

Peneliti yang tidak terlalu muda yang gemar memusingkan diri dengan gejala-gejala sosial, hukum, dan politik di Bangsa Tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Candu Cinta (a Tribute for Papa)

26 Januari 2010   17:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:14 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_61850" align="alignright" width="201" caption="Papa"][/caption] Cinta..

Meski hanya untaian kata

Diri tak kuasa menahan gelora

Cinta..

Walau ku tak menghamba

Namun ku percaya

Bahwa cinta masih ada

Miris..

Ketika mereka terus mencaci

Seakan cinta sudah mati

Angkara butakan hati

Bahkan nurani menjauh pergi

Cinta..

Setubuhi aku bagai peluh, seorang Ayah yang bertelanjang kaki

Ketika merasa hati ini lumpuh hanya cinta yang tak mati

Cinta

Membuka lembar memori

Dirinya yang telah pergi

Namun memang tugas telah tunai

Memberi mimpi untuk ku gapai

Karena cinta, ku berterimakasih padanya

Karena cinta, ku jejaki langkahnya

Terima Kasih Papa

Kau cangkokkan cinta pada hamba

Terima Kasih Papa

Semoga kau tersenyum disana

Cinta..

Biarkan ku tenggelam dalam cairan-cairan mu

Ku Hisap dalam aroma tubuhmu

Sebagai candu penyejuk kalbu

Atau sekedar penghancur rindu

Ahh …candu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun