Mohon tunggu...
Joyo Senggol
Joyo Senggol Mohon Tunggu... -

PAUD 1977 SD INPRES 1978 WAJIB SEKOLAH 9 TAHUN 1984 KEJAR PAKET A 1987

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerbur 121906, Merpati Itu Kehilangan Pasangannya

5 Oktober 2013   00:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:59 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

5. MEMEGANG SEGALA RAHASIA TENTARA SEKERAS-KERASNYA.

“Ya, kukira tadi kamu Cuma ngibul. Gak tahunya benar-benar hafal ya. Kalau gitu kamu jadi prajurit saja dan selalu berada di garis paling depan dalam membela negara dan rakyat.” Kata si jantan.
“Gak, gak mau.aku gak suka perang, aku suka damai, rukun dan gotong royong. Jelek-jelek aku ini merpati cantik, lambang perdamaian” kata si betina.

Begitulah, setiap hari kami penghuni barak satu sering memperhatikan burung merpati yang hidup rukun itu. Tentu saja dalam memperhatikan perilaku merpati-merpati itu masing-masing orang punya jalan fikiran sendiri. Itulah sebabnya jalan fikran setiap orang tidak bisa diterka oleh orang lain, masing-masing punya kebebasan berfikir.
Suatu hari merpati betina bertelur dan telurnya dua butir. Akhirnya tiba saat mengerami telur-telur itu. Kalau yang jantan terbang keluar ke ladang-ladang kami, merpati betina mengerami telurnya dan kalau yang betina pergi terbang ke tempat-tempat jauh yang jantan yang mengerami telurnya.

Sampai pada suatu ketika, si merpati betina tidak pulang ke sangkarnya. Sehari, dua hari, tiga hari sampai seminggu merpati jantan mengerami telur tapi merpati betina tak kunjung kembali. Tentu saja merpati jantan menjadi sangat gelisah. Dia terbang keluar dari pagi sampai petang. Ketika kembali dia membawa bulu sayap kiri pasangannya. Bulu dan tulang sayap kiri itu dibawa masuk kekurungannya. Semalam suntuk merpati jantan itu berbunyi menangisi pasangannya.
Mas Pangat mengamnbil bulu sayap merpati betina itu dan membuangnya di bawah bekupon itu. Tapi merpati jantan mengambil kembali bulu sayap itu dibawabnya ke sangkarnya sambil menangisinya. Uk-deruk-uk-de-ruk tak henti-henti. Begitulah kira-kira bunyi tangisnya. Merpati jantan merasa sangat kehilangan pasangannya.

Mas Pangat karena merasa kasihan kepada merpati jantan maka waktu korve ke Savanajaya dia membawa pulang seekor merpati betina yang masih muda. Bulu sayap kiri merpati yang mungkin sudah menjadi mangsa burung elang diambilnya dan dikuburkan di bawah bekupon itu. Sebagai gantinya merpati muda yang cantik dari Savanajaya dimasukkan ke dalam sangkar bersama merpati jantan dan pintu sangkar ditutup supaya tidak dapat terbang keluar.
Setelah seminggu pintu sangkar dibuka maka serta-merta merpati jantan terbang ke atas dan hinggap di wuwungan barak. Merpati betina yang cantik itu menyusul mendekati dan hinggap di wuwunga barak juga. Merpati jantan tidak mau didekati dan terbang menjauh.
Di petang hari merpati betina yang baru itu kembali ke sangkarnya tapi merpati jantan menghilang dan tak pernah kembali.

Itu kisah sedih merpati yang benar-benar terjadi di Unit 15 Indrapura. Tidak banyak orang yang memperhatikan perilaku burung atau hewan karena memperhatikan hidupnya sendiri pun sudah kekurangan waktu.
Tapi aku memang mungkin dianggap orang yang sangat exentrik. Sejak di Digul waktu kecil ajing kami si Tupon, burung kakaktua kami si Yacob, kucing kami si Telon dan Kasuari kami si Riri sering kuperhatikan. Mereka hanya anjing. kucing, burung kakatua dan kasuari tetapi mereka bisa makan di satu kuali rombeng tempat makan mereka dengan sangat rukun dan tidak berkelahi cakar-cakaran. Sayang foto-foto satwa itu ikut dibeslag oleh polisi yang menangkapku di hari pada waktu anting-anting Fitri hilang.

Tangerang, malam Selasa Kliwon 19 Desember 2006.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun