Mohon tunggu...
joyo juwoto
joyo juwoto Mohon Tunggu... -

http://jawataamongraga.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

5 Rules of Family Leadership

31 Januari 2012   16:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:13 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5 Rules of family leadership, atau mudahnya adalah 5 peran dalam memimpin keluarga ini saya dapatkan ketika saya mengikuti training Seft For Total Solution yang diadakan oleh LoGOs Institute di Hotel Santika Jl. Pandegiling Surabaya tanggal 28-29 Januari 2012. Pemateri saat itu adalah founder Seft Mas Ahmad Faiz Zainuddin. Seperti yang kita ketahui bahwa institusi pertama dalam masyarakat adalah keluarga jika keluarga sukses maka kesuksesan itu juga akan dirasakan oleh masyarakat, sedang sebaliknya jika keluarga rusak masyarakat juga akan kena dampaknya. Sebagaimana yang dipaparkan mas Faiz keluarga itu bagaikan pohon ada akar, batang, ranting, dan daun jika salah satunya hilang tentu tidak bisa dikatakan sebagai pohon yang baik. Lalu apa makna dari itu semua ?

1.Akar (Modeling/teladan) Sebuah keluarga biasanya ada suami, istri dan anak-anak, peran modeling disini tentunya adalah kedua orang tua. Sebab menurut orang jawa kacang ora ninggalke lanjare, perilaku anak tentu adalah hasil dari meniru kedua orang tuanya, الولد سر والده anak adalah rahasia orangtuanya. Oleh sebab itu keteladanan itu sangat penting dari hanya sekedar nasehat. Oleh karena itu jika kita ingin punya anak yang baik tentu kita harus menjadi orang yang baik pula. 2.Batang ( Mentoring) Mentoring yang dimaksud disini adalah seorang bapak harus bisa bersahabat baik dengan anak-anaknya biar terjadi hubungan komunikasi dua arah antara anak dan bapak, fungsi dari hubungan ini agar tidak terjadi kesalahfahaman. Steven Covey punya cara unik untuk menjalin hubungan sahabat dengan anak-anaknya, di tengah kesibukannya beliau selalu punya waktu buat anak-anaknya untuk pergi bersama bagai dua orang sahabat yang akrab dengan dua buah perjanjian, pertama yang menentukan lokasi kemana akan pergi adalah anaknya sedang ia siap jadi sopirnya kemudian yang kedua beliau tidak akan menasehati anaknya selama tidak diminta. Dan ternyata cara ini cukup berhasil Sembilan anak dari Steven Covey semuanya menjadi orang yang sukses. Lalu bagaimanakah kita sebagai orang tua terhadap anak-anak kita ? 3.Ranting (Organizing) Organizing disini adalah orang tua bisa menyediakan lingkungan yang baik bagi anak dan keluarganya. Sedang untuk menyediakan lingkungan yang baik ada beberapa hal yang perlu kita lakukan yaitu : a.Family time Dalam family time ini ada beberapa hal yang perlu kita kerjakan seperti play together, learn together, plan together, dan pray together. b.One on one Bounding Satu orang anggota keluarga pergi dengan satu orang secara bergantian ketempat yang mereka sukai. c.Family mission statement Yaitu aturan-aturan yang ditetapkan dalam keluarga yang dijadikan sebagai misi keluarga ke depan kemanakah bahtera keluarga itu akan di kayuh bersama. 4.Daun ( Teaching) Ada kalimat yang berbunyi “Jangan takut anak tidak mendengar anda tapi takutlah anak melihat anda” maksudnya apa ? seorang anak itu akan cenderung melihat kedua orang tuanya daripada hanya mendengarkan nasehatnya. Dan pada umumnya anak sudah mengerti mana yang baik dan mana yang buruk hanya kita perlu mencontohkannya. 5.Prayer (Do’a) ربنا هب لنا من ازواجنا وذريتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa” Jadi ketika anak kita susah diatur jangan terburu-buru menghakimi bahwa anak anda yang salah tapi lihatlah cermin dan koreksi diri anda. Kadang anak susah diatur bukan karena tidak bisa diatur tetapi mungkin faktornya dari diri kita sebagai orang tua sudahkah kita mendidik anak dengan benar ? Oleh karena itu kalimat ini patut kita renungi bersama “Don’t try to hard, look inside Your heart, do You have loving heart ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun