"Mbok....dari tadi aku ngomongin bang Ical, kok mbok selalu ngomong Ical...Ical," memang mbok ngerti bang Ical, ngerti Golkar.
"Iya...., ceritamu hampir sama persih seperti di TP itu...,"
"Maksudnya..,mbok.."
"Kadang orang itu memang punya ambisi, bagus...., punya mau baguus.....!" sambung mbok,"Tapi harus selaras, antara ambisi dan nama....!"
"Misal nama, Jujur....., maka pantas dia berlaku jujur" sambung mbok lagi,"Muhammad, maka dia berhak dapat dipuji.... Karena nama adalah do'a orang tua. Makanya orang yang namanya bagus mesti dia tidak akan berani berbuat begal, atau rampok"
"Contohnya tetanggamu itu le...., namanya bagus Raharjo Gunawan... Coba lihat namanya diganti menjadi Gembong kan setelah menjadi penjahat dan penadah..."kata mbok menyambung,"Karena dia tau dan dia malu dengan namanya, makanya dia pilih nama yang pantas untuk menjadi profesinya sekarang...!"
"Naaaaah, apa hubungannya dengan bang Ical, mbok...?"
"Ooooo.....,pejabat itu khan dapat nama bagus dari orang tuanya Aburizal Bakhri. Khan bagus le......, lhaa.., mau-munya diganti Ical....." Sambung mbok lagi,"Khan kamu tau to le, arti nama Ical....."
Hanya itu kata mbok, dan dia serius lagi memperhatikan sinetron di TP, dan tanpa melihat saya mbok berujar," Sudahlah apa yang diusahakan yang namanya Ical, akan Ical le.....! Liiat aja sejak dia ganti nama itu di tahun setelah ontran-ontran 98, khan apa yang diusahakan dia selalu Ical....."
Waaah benar juga yaaaa, kata mbok saya. Ical (dalam bahasa jawa) khan artinya hilang.... Makanya bang Aburizal Bahkri sejak ganti nama akrab  Ical, hampir semua usaha bang Ical,---Ical semua, Lapindo, Pelita, Bakhkri Land, Bakhri Energy, ANTV, Capres, Cawapres dan sekarang Ketum Golkar.
Pan kita ingat, setelah reformasi memang demam nama akrab dan singkatan seperti Susilo Bambang Yudoyono=SBY, Jusuf Kalla=JK, Amin Rais=AR, AS, BW, BG, BH, Buwas dan lain-lain tokoh indonesia memakai nama singkatan. Padahal dulu, Â jaman orba orang yang namanya disingkat dan di inisial adalah para terdakwa dan terpidana.
