Mohon tunggu...
Joy Manik
Joy Manik Mohon Tunggu... Mentor -

Seorang suami dari satu istri dan dua anak. Seorang mentor yang menyenangi buku dan musik. Seorang manusia yang berdosa sejak dalam kandungan. Dipilih oleh Allah sebelum dunia dijadikan. Ditebus oleh Kristus. Dan hidup dalam pemeliharaan Roh Kudus! - - 'i do what i think. and i think what i believe'

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Lamborghini vs Gerobak Susu: Rahasia yang Terungkap!

30 November 2015   12:35 Diperbarui: 2 Desember 2015   20:15 414377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini menjadi pelajaran. Hati-hati, Jika anak mulai mencintai pemberian orang tua lebih daripada orang tua mereka sendiri. Karena ada tertulis: ‘di mana hartamu, di situ hatimu!’. Harta bisa membawa kehancuran jika tidak diawali dengan hati yang benar!’

3. Mengampuni

Hari ini saya bersyukur karena memiliki orang tua yang mengampuni dan memaafkan. Sebaik dan sejenius apa pun metode pendidikan kita di rumah, tidak akan menjamin anak-anak kita tidak berbuat kesalahan. Tentu ada derajat kesalahan. Beberapa orang tua bilang, "Yang penting jangan narkoba deh, kalau pacar-pacaran sih boleh-boleh saja...." Memang di lingkungan kita pasti akan ada sanksi sosial. Dan tanpa membaca kitab undang-undang pun, kita tahu bahwa ada tingkatan dosa.

Tapi apa pun itu bentuknya, tetap saja namanya kesalahan. Dan seorang anak perlu mengerti apa itu kesalahan. Deon dan Calista adalah dua orang anak yang baik. Tapi tetap saja mereka berbuat kesalahan. Ketika mereka melakukan kesalahan, kami memberikan mereka hukuman.

Berdiri di tempat. Deon tahu sekali hal itu. Tetapi tidak cukup hanya menghukum. Kami memanggil, memberikan bertanya dan memberikan penjelasan. Setelah itu kami berdoa dan meminta maaf pada Tuhan. Dan diakhiri dengan berpelukan. Ini penting! Anak perlu jelas tahu kesalahannya.

Kadang kita orang tua kurang melakukan hal itu. Mengapa? Karena hukuman yang kita berikan semata karena emosi kita. Karena ada hal yang menganggu kenyamanan kita. Entah itu suara bising, entah itu karena anak tidak nurut, dan lainnya. Yang pasti bukan untuk kebaikan anak-anak kita. Tidak cukup penjelasan. Anak juga perlu untuk tahu bahwa setiap kesalahan yang terjadi, maka pintu maaf pasti akan diberikan.

Mengapa anak-anak kemudian menjadi liar di jalanan? Salah satu penyebabnya adalah karena mereka ‘takut’ untuk kembali ke rumah. Anak-anak merasa lebih baik melampiaskan kekesalan dan perasaan bersalah mereka di luar. Dengan teman-teman yang juga mengalami hal yang sama. Rumah tidak lagi menjadi tempat untuk mereka mengadu. Rumah tidak lagi membuka pintu untuk maaf.

Saya paham betul. Saya sangat takut jika ada kesalahan di luar yang saya perbuat. Karena ayah saya akan marah sekali, dan sayangnya saya hampir tidak pernah mendengar kata "saya memaafkanmu" keluar dari mulut ayah. Saya tidak menyalahkan ayah. Tapi saya sadar sesadar-sadarnya bahwa menjadi orang tua tidak mudah.

Bagi pengendara Lamborghini. Siapa pun dan apa pun yang telah Anda lakukan, jika kamu bertobat, selalu ada pintu maaf! Kiranya kejadian ini juga membuka mata kita semua – baik orang tua atau anak-anak – untuk tetap mawas diri. Mendekatkan diri pada Tuhan untuk senantiasa meminta hikmat dan perlindungan-Nya

---

Harus baca artikel ini juga:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun