Selain itu, sebenarnya proses pembentukan sampai penguraian eritrosit dipengaruhi oleh berberapa zat yang ada pada makanan (asam folat, zat besi, protein, dsb). Seperti yang tercantum dalam www.areabaca.com, "Dalam membentuk sel darah merah atau eritrosit, zat besi sangat diperlukan." dan "Dalam proses pematangan sel darah merah atau eritrosit ada dua nutrisi yang sangat diperlukan yaitu asam folat dan vit B 12." Namun, saat seseorang bekerja terlalu keras, biasanya mereka akan melalaikan kesehatan mereka.Â
Karena mereka terlalu fokus untuk bekerja, lama -- lama mereka jadi tidak memperhatikan kesehatan tubuh mereka. Mereka pun jadi tidak memperhatikan pola makan mereka. Pola makan yang tidak sehat ini mampu membuat jumlah eritrosit menurun karena kurangnya asupan gizi (vitamin dan zat-zat lain) yang dibutuhkan tubuh. Padahal asupan gizi tersebut berperan penting selama proses siklus eritrosit. Apabila makanan yang dimakan tidak sehat, maka tubuh akan kekurangan vitamin dan zat -- zat lain yang dibutuhkan selama proses pembentukan eritrosit berlangsung, kekurangan zat ini kemungkinan bisa memperlambat proses produksi eritrosit dalam tubuh.
Yang terakhir, saat seseorang bekerja terus -- menerus, otomatis orang tersebut akan kurang isitirahat. Istirahat yang dimaksud di sini bukanlah istirahat sekedar duduk dan menyegarkan pikiran, tetapi istirahat yang dimaksud adalah tidur sebab tidur merupakan istirahat yang paling baik bagi tubuh manusia.Â
Di mana saat kita tidur, sel-sel dalam tubuh kita akan mengalami regenerasi, tidak terkecuali sel darah merah. Seperti yang tertulis di health.detik.com bahwa, "Selama istirahat, darah mengalir dari otak, melemaskan arteri dan membuat anggota tubuh yang lebih besar. Sel-sel dan jaringan yang memecah untuk menghasilkan limbah beracun juga menjadi kurang aktif saat tidur. Hal ini memberikan kesempatan untuk jaringan yang rusak untuk dibangun kembali". Oleh karena itu, apabila seseorang menjadi kurang tidur karena terlalu sibuk bekerja, berarti orang tersebut tidak memberikan kesempatan bagi sel-sel dalam tubuhnya untuk beregenerasi. Dengan kata lain, proses regenerasi sel menjadi terhambat, termasuk regenerasi sel darah merah.
Jadi, dari semua alasan yang sudah saya jelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa lemah/rusaknya eritrosit lebih disebabkan karena tubuh yang terus -- menerus bekerja, bukan karena perkembangan zaman. Karena dengan terus -- menerus bekerja, oksigen yang dibutuhkan harus lebih banyak sehingga membuat eritrosit terus -- menerus mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Selain itu, dengan bekerja terus tanpa mengenal waktu juga dapat membuat pikiran menjadi stress, pola makan tidak teratur, serta kurang tidur. Ketiga hal ini juga berpengaruh terhadap lemah/rusaknya eritrosit.Â
Saat stress, itu berarti otak sedang kekurangan oksigen, maka eritrosit pun harus bekerja terus untuk menyalurkan oksigen ke otak supaya suplai oksigen di otak tercukupi, hal ini dapat membuat eritrosit pecah. Kemudian, bekerja terus -- menerus biasanya akan membuat seseorang tidak lagi memperhatikan pola makan mereka. Makanan yang mereka makan jadi sembarangan dan belum tentu sehat.Â
Padahal, makanan yang sehatlah yang diperlukan oleh tubuh karena zat-zat yang terkandung dalam makanan tersebut memegang peran penting dalam proses produksi eritrosit. Terakhir, bekerja terus -- terusan juga membuat tubuh seseorang kurang beristirahat, terutama tidur. Padahal ketika kita tidur, sebenarnya sel sel dalam tubuh kita sedang mengalami regenerasi. Jika seseorang kurang tidur, maka regenerasi sel darah merahnya akan terhambat.
Demikian esai keempat saya. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Mohon maaf apabila terdapat ketidaktepatan baik dalam penulisan maupun penjelasan. Pesan terakhir saya, jangan bekerja terlalu keras hingga lelah, tetapi selalu perhatikan juga kesehatan tubuh anda sebab kesehatan mahal harganya. Terima kasih sudah membaca!
Sumber :
Irnaningtyas. 2017. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga
id.wikipedia.org