Mohon tunggu...
Joy G.
Joy G. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya

Suka menulis dan memerhatikan isu sosial di lingkungan sekitar. Juga sangat tertarik membuat tulisan yang bisa mengubah cara pandang dan persepsi seseorang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inklusivitas: Berbeda-Beda Tapi Tetap Satu!

3 Oktober 2024   14:02 Diperbarui: 3 Oktober 2024   16:00 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekarang ini, kita hidup di dunia yang super beragam. Ada orang dengan latar belakang yang berbeda-beda: dari budaya, bahasa, suku, agama, ras, bahkan cara berpikir. Nah, ngomongin soal beragam, kita nggak boleh lupa sama satu kata keren yang lagi ngetrend di sosial media: inklusivitas. Tapi, apa sih sebenarnya inklusivitas itu? Yuk, kita bahas!

Inklusivitas itu, gampangnya, adalah tentang menerima dan menghargai perbedaan. Bukan cuma "nerima" aja, tapi juga membuat semua orang merasa nyaman dan punya kesempatan yang sama, tanpa peduli dari mana asal mereka, warna kulit mereka, atau bahkan gimana kondisi fisik mereka. Pokoknya, di dunia yang inklusif, nggak ada tuh yang namanya eksklusif atau cuma-cuma buat sebagian orang.

Bayangin aja kalo kita lagi main di sebuah tim sepak bola. Kalo cuma satu orang yang selalu dapet bola dan main, apa serunya? Semua pemain harus punya kesempatan untuk pegang bola dan ikut main, supaya timnya bisa kuat dan kompak. Atau nih, ada satu orang yang nggak diajak main di dalam tim cuma karena dia berbeda suku atau agamanya dari yang lainnya. Padahal, dia jago banget mainnya dan bisa bantu timnya untuk menang dan juara. Pasti sayang banget, kan? Hanya karena perbedaan kecil dia jadi nggak boleh ikut ke dalam tim. Nah, begitu juga dengan inklusivitas. Semua orang, dengan segala perbedaannya, harus punya hak yang sama untuk terlibat dan berkembang. Setiap individu itu penting, karena setiap orang punya "keunikan" yang membuat tim, komunitas, atau tempat kerja jadi lebih berwarna.

Dalam dunia kerja, inklusivitas nggak kalah penting. Bayangin kalau di kantor cuma ada satu tipe orang, pikirannya sama semua, ide-idenya mirip-mirip. Lama-lama pasti bosen, kan? Di perusahaan yang inklusif, perbedaan justru dianggap sebagai sumber inovasi. Orang-orang dengan latar belakang berbeda pasti punya cara pandang yang beda juga, dan itu bisa membuat ide-ide baru terus bermunculan. Jadi, jangan heran kalau sekarang banyak perusahaan yang berusaha banget bikin lingkungan kerja yang inklusif. Mereka tahu, kalau semua orang merasa dihargai dan didengar, hasil kerjanya bakal lebih maksimal!

Tapi, memang nggak bisa dipungkiri, membuat lingkungan yang inklusif itu bukan hal yang mudah. Masih ada aja tuh, stigma dan prasangka yang membuat orang-orang terpinggirkan. Contohnya, orang dengan disabilitas masih sering dianggap nggak mampu, padahal mereka juga bisa berkontribusi besar kalau dikasih kesempatan yang tepat. Di sinilah pentingnya edukasi. Kita harus terus belajar dan sadar kalau keberagaman itu bukan sesuatu yang harus dijauhi, tapi dihargai!

Intinya, inklusivitas itu nggak cuma soal nerima orang yang berbeda, tapi juga menciptakan ruang di mana mereka bisa tumbuh, berkembang, dan berkontribusi secara maksimal. Di dunia yang makin kompleks ini, kita butuh lebih banyak orang yang peduli sama inklusivitas. Biar kita bisa bikin dunia yang lebih asik, lebih adil, dan pastinya, lebih penuh warna!

So, let's be inclusive! Jangan cuma omongin kesamaan, tapi hargai perbedaan dan nikmati keberagamannya. Semua orang punya peran, dan dunia bakal jauh lebih seru kalau kita bisa jalan bareng, meski kita berbeda!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun