"Melihat semakin tidak diminati, tahun 2014 saya mencoba kembali memanggil Tapis untuk konservasi. Salah satunya  menjadikan  Tapis    sebagai sumber penghidupan para perempuan desa", kata koordinator pengrajin Tapis. Jejama Negeri Katon  Bu Redawati.
Tapis yang dahulunya hanya menjadi produk berupa selendang dan sarung saat ini sudah mulai divariasikan menjadi berbagai turunan produk. Yang awalnya tapis hanya memiliki sarung ataupun dan selendang sekarang tapis menjadi inovatif banyak produk yang dapat dihasilkan oleh tapis seperti bros tapis,peci tapis,dompet tapis, sendal tapis dan bahkan kemarin saat Pandemi melanda para pengrajin membuat masker menggunakan bahan tapis,yang di peruntukan untuk Fashion.
 Harganya tapis hasil produksi Desa Negeri Katon ini pun bervariatif, mulai dari Rp55 ribu hingga Rp3 juta disesuaikan dengan jenis kain dan tingkat kesulitan pembuatannya.
Para pengerajin tapis di desa ini mulai membuat tapis pada pukul 10.00-20.00 WIB. Jika pesanan sedang banyak, tak sedikit juga para ibu-ibu tersebut lembur hingga larut malam.
 Perempuan yang masih berbicara dengan logat Lampung yang kental itu dengan antusias mengatakan pertemuan ibu-ibu desa dalam kegiatan koperasi Tapis membuahkan hasil, yaitu dibangunnya gedung galeri khusus produk Tapis di desanya. Tahun 2019, Galeri Tapis desa kami dibangun di Kabupaten Pesawan. "Di sini kami membuat Tapis bersama, mempresentasikan produk kami, berlatih tari Lampung bahkan mengadakan pelatihan untuk tamu. Ini adalah salah satu impian kami di desa Negeri Katon di antara ribuan mimpi kami," ujarnya. Bu Redawati
Salah satu pengrajin kain tapis dari Kecamatan Negeri Katon telah berhasil memenangkan Anugerah Pesona Indonesia 2018, yang telah diakui menjadi Tapis Kain Tenun Indonesia (Achmad, 2019).
Namun pemerintah setempat belum memiliki program dan strategi dalam pengembangan Kampung Tapis sebagai wisata kreatif, sehingga dibutuhkan upaya pengembangan Kampung Tapis sebagai wisata kreatif di Desa Negeri Katon
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H