Melihat dari banyaknya definisi dan pergeseran arti hedonisme yang sesungguhnya, maka perlu diperhatikan juga bahwa pentingnya edukasi dan pehaman diri agar jauh dari “sifat hedon”. Sebagai umat yang beragama hendaknya menyadari bahwa hedonisme dapat menjerumuskan manusia pada kenikmatan sementara saja, hal ini berbahaya jika nantinya menimbulkan kebinasaan dan kehancuran pada umatnya. Tak hanya itu, hedonisme dapat merusak citra diri sebagai manusia yang beragama.
Selanjutnya, ada baiknya dari diri kita untuk memahami bahwa kesenangan tidak hanya berfokus pada benda-benda yang dapat dilihat. Hati yang tenang, dapat menyelesaikan masalah dengan baik, dan terhindar dari kesulitan merupakan bentuk kebahagiaan yang justru tak ternilai harganya. Pada orang tua hendaknya selalu mengawasi pergaulan anak dan menjadi sosok teladan yang baik agar perannya dapat ditiru oleh anak. Menunjukkan gaya hidup yang sederhana, dapat memililah kebutuhan dan keinginan, dan selalu bersyukur wajib diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H